SINGAPURA: Banyaknya pandangan berkontribusi pada ketelitian perumusan dan implementasi kebijakan, kata Wakil Perdana Menteri Heng Swee Keat, Selasa (23/8).
Pluralitas seperti itu wajar dan harus didorong, tetapi Singapura tidak boleh membiarkannya “menyebabkan kelumpuhan”, kata Heng dalam pidatonya pada peluncuran buku Kepala Otoritas Moneter Singapura Ravi Menon Sintesis Singapura: Inovasi, Inklusi, Inspirasi.
Buku ini didasarkan pada empat kuliah IPS-Nathan yang disampaikan oleh Mr Menon pada Juli 2021.
“Pada spektrum, pemikiran kelompok dan keterikatan sangat ekstrem. Kemacetan bisa sama berbahayanya, jika tidak lebih, daripada pemikiran kelompok. Seperti kebanyakan hal, kita perlu menemukan jalan yang sesuai dengan konteks kita,” kata Mr Heng.
Wakil Perdana Menteri mengatakan bahwa Singapura harus mengambil pendekatan pragmatis dan konstruktif untuk membangun titik temu.
“Sementara nilai-nilai dapat mendorong keyakinan kita, mengambil pendekatan ideologis yang berlebihan dapat dengan mudah mengarah pada fiksasi,” tambahnya.
Sementara Singapura menginginkan keragaman pandangan dan dengan keras memperdebatkan perspektif yang berbeda, negara ini juga membutuhkan pemimpin dengan visi dan keberanian untuk memutuskan rencana aksi.
“Begitu keputusan telah dibuat, saatnya untuk bertindak secara kolektif dan tegas, dengan semua pihak. Dan kita harus secara berkala meninjau pilihan yang dibuat untuk melihat apakah kita dapat melakukannya dengan lebih baik lagi,” kata Mr Heng .
“Itulah cara kerjanya di Singapura, dan itulah yang membuat kami sukses.”
PERAYAAN KEBERAGAMAN
Dalam pidatonya, Mr Heng mencatat perlunya memastikan bahwa wacana menumbuhkan ruang bersama dan tidak menguranginya.
“Memang, keragaman adalah salah satu ciri masyarakat kita yang multiras dan multikultural, yang harus terus kita rangkul dan rayakan,” ujarnya.
“Tapi kita tidak perlu melihat ke belakang terlalu jauh untuk mengetahui bahwa keadaan harmonis yang kita miliki saat ini tidak dapat diterima begitu saja.”
Dia menambahkan bahwa ada masalah yang sulit dan sangat emosional yang harus dihadapi masyarakat, baik secara lokal maupun global.
Masalah-masalah ini harus ditangani secara sensitif dan dengan toleransi, dan kemajuan tidak dapat dicapai dengan “mendorong keras satu posisi”.
Mr Heng mengutip wacana Bagian 377A KUHP, undang-undang era kolonial yang mengkriminalisasi seks antar pria.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan dalam pidato rapat umum Hari Nasional pada hari Minggu bahwa bagian undang-undang tersebut akan dicabut, sementara Konstitusi akan diubah untuk melindungi definisi pernikahan dari tantangan konstitusional di pengadilan.
Pernikahan didefinisikan dalam Pasal 12 Piagam Perempuan sebagai antara seorang pria dan seorang wanita. Pernikahan sesama jenis tidak sah menurut hukum.