Sehari setelah dituduh melakukan kejahatan perang oleh Pengadilan Kriminal Internasional, Presiden Vladimir Putin melakukan kunjungan mendadak ke kota Mariupol di Ukraina yang diduduki Rusia, tempat terjadinya kehancuran terburuk dalam invasinya selama setahun.
Televisi pemerintah menayangkan cuplikan panjang Putin yang diputar di sekitar kota pada hari Sabtu (18 Maret), bertemu dengan penduduk yang dimukimkan kembali dan diberi pengarahan mengenai upaya rekonstruksi oleh Wakil Perdana Menteri Marat Khusnullin.
Kota pelabuhan Mariupol menjadi terkenal di seluruh dunia sebagai buah bibir atas kematian dan kehancuran, karena sebagian besar kota tersebut hancur menjadi puing-puing pada bulan-bulan pertama perang dan akhirnya jatuh ke tangan pasukan Rusia pada bulan Mei.
Ratusan orang tewas dalam pemboman sebuah teater tempat keluarga dengan anak-anak berlindung. Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama dan Eropa (OSCE) mengatakan pemboman awal yang dilakukan Rusia terhadap rumah sakit bersalin di sana merupakan kejahatan perang. Moskow telah membantah hal ini dan mengatakan sejak invasi pada 24 Februari tahun lalu bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil.
Kunjungan Putin terkesan menantang setelah Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapannya pada hari Jumat, menuduhnya melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi ratusan anak dari Ukraina.
Dia belum berkomentar secara terbuka mengenai tindakan tersebut, namun juru bicaranya mengatakan bahwa tindakan tersebut secara hukum “batal demi hukum” dan bahwa Rusia menganggap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ICC “keterlaluan dan tidak dapat diterima”.
Seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan kunjungan ke kota yang hancur itu sama saja dengan seorang penjahat yang kembali ke TKP.
“Penjahat selalu kembali ke TKP,” tulis Mykhailo Podolyak di Twitter.
“Sementara dunia yang beradab mengumumkan penangkapan ‘direktur perang’ (VV Putin) jika dia melintasi perbatasannya, pembunuh ribuan keluarga Mariupol datang untuk mengagumi reruntuhan kota dan kuburan. Sinisme dan kurangnya penyesalan.”
Kunjungan ke Mariupol adalah kunjungan pertama Putin ke wilayah Donbas di Ukraina yang diduduki Rusia sejak perang dimulai, dan kunjungan terdekatnya ke garis depan.
Meskipun Zelensky telah melakukan sejumlah perjalanan ke medan perang untuk meningkatkan moral pasukannya dan membicarakan strategi, Putin sebagian besar tetap berada di Kremlin saat ia mengelola apa yang disebut Rusia sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina.
Kiev dan sekutunya mengatakan invasi tersebut adalah perampasan tanah imperialis yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan orang mengungsi di Ukraina.