KUALA LUMPUR: Wakil Menteri Keuangan Malaysia Ahmad Maslan pada Selasa (28 Februari) mengisyaratkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan target subsidi bahan bakar yang dapat membuat masyarakat kaya tidak bisa menerimanya.
Ia mengatakan di parlemen bahwa miliaran dolar dapat dihemat jika ada mekanisme subsidi bahan bakar yang ditargetkan, dan penghematan tersebut akan diteruskan ke kelompok lain yang lebih membutuhkan.
“Jika T20 (kelompok 20 persen pendapatan teratas) tidak mendapatkan subsidi bensin, solar, dan LPG, jumlah yang dihemat adalah antara RM15 miliar (US$3,3 miliar) dan RM17 miliar, jadi anggota yang terhormat tolong beri tahu saya berapa banyak barang lain yang bisa kami gunakan. membantu masyarakat dalam berbagai urusan di 26 kementerian,” kata Wamenhub.
Dia menjelaskan bahwa dari RM50,8 miliar yang dikeluarkan pemerintah untuk subsidi bensin, solar, dan bahan bakar gas cair (LPG) pada tahun 2022, 35 persen – atau RM17 miliar – diuntungkan oleh T20.
Sedangkan kelompok berpendapatan terbawah (B40) hanya menyumbang 24 persen, sedangkan kelompok berpendapatan menengah (M40) menggunakan 41 persen.
Ahmad menanggapi pertanyaan parlemen dari Anggota Parlemen (MP) Kuala Terengganu, Ahmad Amzad Hashim, yang menanyakan bagaimana kelompok M40 yang turun ke kelompok B40 di wilayah kota akan menerima manfaat dari subsidi yang ditargetkan jika ditetapkan. . di tempat.
Wakil menteri juga menunjukkan bahwa subsidi solar telah meningkat menjadi RM8,4 miliar pada tahun 2022 dibandingkan dengan RM5,8 miliar pada tahun 2018 dan RM6,1 miliar pada tahun 2019.
“Apakah karena konsumsi atau penyelundupan?
“Oleh karena itu, kami memperkirakan ada penyelundupan solar, begitu pula bensin RON95,” katanya kepada The Star, seraya menambahkan bahwa masalah tersebut akan dipantau oleh Putrajaya secara terintegrasi oleh berbagai lembaga pemerintah.
Menurutnya, harga RON95 di Malaysia jauh lebih murah yaitu RM2,05 per liter dibandingkan negara tetangga seperti Singapura (RM8,51 per liter), Thailand (RM5,71 per liter) dan Indonesia (RM3,78 per liter). ).
Jumat lalu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan penambahan anggaran tahun 2023 sebesar RM388,1 miliar, yang terbesar dalam sejarah negara tersebut.
Pada saat yang sama, ia mengumumkan serangkaian langkah yang bertujuan untuk menurunkan biaya hidup di tengah tingginya inflasi serta pajak yang lebih progresif.
Beberapa langkah yang ditempuh antara lain usulan penurunan pajak penghasilan bagi kelompok M40 sekaligus menaikkan pajak bagi kelompok kaya.
“Pasukan T20 itu kaya, jadi tidak butuh bantuan. B40 telah mendapatkan bantuan pemerintah selama ini. Tapi bagaimana dengan M40?,” kata Pak Anwar.