Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Türk, mengutuk pembakaran Al-Quran dan penghancuran simbol-simbol agama lainnya. Vandalisme tersebut ditujukan untuk menghina dan memprovokasi orang, kata Türk kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa.
Atas permintaan Pakistan, Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Selasa ini berdebat tentang “peningkatan tindakan kebencian terhadap agama yang mengkhawatirkan di depan umum”, khususnya pembakaran Alquran.
Türk dengan tegas mengutuk ujaran kebencian terhadap agama dan kekerasan terhadap penganutnya. Islamofobia, anti-Semitisme, tindakan terhadap umat Kristen atau kelompok minoritas seperti Yazidi adalah ekspresi rasa tidak hormat. Türk menekankan dalam perdebatan bahwa mereka tidak bertanggung jawab dan salah.
Semua orang mempunyai hak yang sama untuk percaya atau tidak percaya, tegas Kombes. Ini adalah prinsip dasar Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Namun, Türk memperingatkan agar tidak membatasi kebebasan berekspresi.
Saat demonstrasi di Stockholm pada akhir Juni, sebuah Alquran dibakar di depan sebuah masjid. Tindakan tersebut memicu protes kemarahan di seluruh dunia Islam. Penodaan Alquran yang disengaja dianggap penistaan dalam Islam. Di banyak negara Islam ada hukuman.
Taliban di Afghanistan melarang “kegiatan Swedia”
Sebagai protes atas insiden di Stockholm, militan Taliban Islam di Afghanistan memerintahkan penghentian semua aktivitas Swedia, menurut sebuah pernyataan. Kelompok Islamis juga menuntut permintaan maaf dari Swedia.
Seperti banyak negara lainnya, negara Skandinavia tersebut tidak lagi memiliki perwakilan diplomatik di Afghanistan setelah Taliban berkuasa pada musim panas 2021. Organisasi bantuan Swedia SCA, yang bekerja dengan ribuan pekerja pembangunan di negara yang dilanda perang, dapat terkena dampak langsung dari larangan tersebut. Masih belum jelas apakah penghentian tersebut akan dilaksanakan.
Organisasi SCA mengatakan pihaknya sedang mengupayakan dialog dengan Taliban. Pada saat yang sama, organisasi tersebut menegaskan kembali bahwa mereka tidak bekerja sebagai bagian dari pemerintah Swedia di Afghanistan, melainkan “secara independen dan tidak memihak terhadap semua aktor politik”.
eh/ehl (dpa, epd, afp)