Ms Ng menambahkan: “Saya berharap pemerintah mengambil tindakan… tidak hanya (terhadap) penjual ikan, tapi seluruh rantai pasokan dan siapa pun yang bertanggung jawab atas hal ini,” katanya.
Dia mengatakan otopsi dilakukan terhadap ibunya untuk mengetahui penyebab kematiannya meskipun ada tabu di Tiongkok yang menyatakan bahwa jenazah harus “lengkap” saat dikuburkan.
“Saya berhasil meyakinkan saudara dan keluarga saya (untuk melakukan otopsi). Aku tidak bisa membiarkannya berakhir seperti ini. Hanya melalui penyelidikan ilmiah hal ini dapat mengarah pada penuntutan publik,” katanya kepada CNA.
Ms Ng menceritakan bagaimana dia bisa mengkonfirmasi kepada ayahnya (sebelum dia keluar) bahwa almarhum telah membeli ikan buntal untuk pertama kalinya.
“Ibuku adalah orang yang berhati-hati… dalam hal gizi. Saya rasa mereka tidak mau mengambil risiko jika mereka tahu ikan tersebut beracun,” kata Ms Ng, seraya mengklaim bahwa orang tuanya sebelumnya telah membeli ikan lain dari penjual yang sama.
“Kalau pemerintah berhasil mengadili penjualnya, hukum saja sudah cukup. Namun jika dia tidak bisa dituntut, maka undang-undang tersebut tidak memadai dan perlu diubah. Saya harap masyarakat tidak melupakan kejadian ini,” ujarnya seraya mengimbau pemasok bersikap etis dan tidak menjual ikan yang mengandung racun.
Dalam postingan Facebook pada tanggal 30 Maret, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Dr. Noor Hisham Abdullah mengatakan ikan buntal yang mengandung racun berbahaya tidak boleh dijual sesuai dengan Badan Pengembangan Perikanan Malaysia tahun 1972 dan Undang-undang Pangan tahun 1983.
Menurut Dr Noor Hisham, antara tahun 1985 dan Maret 2023, terdapat 58 kasus keracunan ikan buntal yang dilaporkan di Malaysia, yang mengakibatkan 18 kematian.
Saat CNA meminta komentar mengenai restoran Jepang yang menjual ikan buntal, Dr Noor Hisham menjelaskan bahwa mereka yang memiliki izin dari Divisi Keamanan dan Mutu Pangan Kementerian Kesehatan diperbolehkan menjualnya.
Menurut Kementerian Kesehatan, ikan buntal mengandung racun yang disebut tetrodotoxin yang menyerang saraf dan akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Racun tersebut konon terdapat pada organ indung telur, empedu, hati, usus, dan kulit ikan buntal dan pada proses pembersihan ikan tersebut, ada kemungkinan isinya terkontaminasi racun tersebut.