Kapal “FSO Safer” berusia 45 tahun, yang berfungsi sebagai terminal penyimpanan dan pembongkaran minyak terapung, mulai berkarat di lepas pantai negara Yaman yang dilanda perang saudara. Dalam operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, PBB ingin memompa minyak mentah untuk mencegah bencana lingkungan. Terdapat risiko 1,1 juta barel minyak (181 juta liter) dari kapal tanker yang sakit tersebut akan bocor secara tidak terkendali dan mengakibatkan tumpahan minyak.
Menurut pejabat PBB, transfer minyak dari “FSO Safer” yang rusak ke supertanker “Nautica”, yang diperoleh PBB khusus untuk tujuan ini, akan dimulai dalam beberapa hari mendatang dan diperkirakan akan berlangsung selama tiga minggu.
Kapal “FSO Safer” yang sudah dihapus terletak di Laut Merah sekitar sembilan kilometer di lepas pantai Yaman dan berada dalam bahaya pecah. Hal ini akan menyebabkan tumpahan minyak dalam jumlah besar dengan konsekuensi ekologis dan ekonomi yang sangat buruk di dalam dan sekitar Laut Merah. PBB telah memperingatkan bahwa tumpahan minyak akan membuat desa-desa nelayan di sekitar Yaman bangkrut dan menyebabkan penutupan pelabuhan dan pabrik desalinasi yang penting bagi wilayah tersebut. Tumpukan minyak di laut berpotensi mencapai Arab Saudi, Eritrea, Djibouti, dan Somalia.
Bahaya akut bagi manusia dan lingkungan
Perkiraan PBB menunjukkan bahwa dua belas juta orang akan terkena dampak langsung kerusakan lingkungan dan kesehatan. Tumpahan minyak dapat merusak ekosistem selama beberapa dekade dan sangat mengganggu perdagangan internasional melalui Laut Merah dan Terusan Suez.
“FSO Safer” sepanjang 350 meter tidak dirawat sejak tahun 2015 karena perang saudara di Yaman. Risiko meledaknya kapal tanker itu “sangat tinggi,” kata manajer proyek PBB Mohammed Mudawi. Pekerjaan ini juga akan menjadi lebih sulit karena panas terik saat ini, pipa-pipa tua dan ranjau laut di perairan sekitar.
Untuk mencegah bencana minyak, PBB membeli kapal tanker raksasa “Nautica” pada bulan Maret. Menurut PBB, operasi ini akan menelan biaya lebih dari $140 juta. Kerugian yang diakibatkan jika terjadi tumpahan minyak diperkirakan mencapai $20 miliar.
Kapal tanker “FSO Safer” dilaporkan mengandung minyak hampir empat kali lebih banyak daripada yang tumpah dari kapal tanker “Exxon Valdez” ketika kandas di lepas pantai Alaska pada tahun 1989. Tumpahan minyak yang diakibatkannya masih dianggap sebagai salah satu bencana lingkungan paling merusak dalam sejarah.
qu/kle (afp, efe, dpa)