“BERGERAK KE ARAH YANG BENAR”
Iran dan Arab Saudi, dua kekuatan Muslim Syiah dan Sunni terkemuka di Timur Tengah, telah lama berpihak satu sama lain dalam perang proksi mulai dari Yaman hingga Suriah dan tempat lain.
Para analis mengatakan kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan dari deeskalasi, karena Iran berupaya melemahkan upaya AS untuk mengisolasi negara tersebut di kawasan dan Arab Saudi mencoba untuk fokus pada pembangunan ekonomi.
Negara-negara Teluk lainnya seperti Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Bahrain dan Kuwait menyambut baik pemulihan hubungan Saudi-Iran, begitu pula Irak, Mesir dan Turki.
“Ketidakstabilan regional lebih lanjut bukanlah kepentingan Saudi atau Iran saat ini,” kata Kristian Coates Ulrichsen, ilmuwan politik di Baker Institute Rice University di Amerika Serikat.
“Dan jika Tiongkok mengatasi hal ini pada saat sikap AS terhadap Iran menjadi lebih hawkish, maka hal ini akan mengirimkan sinyal yang kuat.”
Dalam sambutannya yang disiarkan oleh televisi pemerintah, Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan Riyadh “menyukai solusi politik dan dialog”.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengisyaratkan bahwa akan ada lebih banyak hal yang akan terjadi.
“Kebijakan lingkungan sekitar, sebagai poros utama kebijakan luar negeri pemerintah Iran, bergerak ke arah yang benar dan aparat diplomatik secara aktif mendukung persiapan langkah-langkah regional lainnya,” tulis Amirabdollahian di Twitter.
Seorang pejabat senior Iran mengatakan mengatasi ketegangan dengan Arab Saudi telah menjadi prioritas utama Teheran dan akan membantu menyelesaikan pembicaraan jangka panjang mengenai program nuklir Iran.
“Ini akan mendorong negara-negara Barat untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran,” kata pejabat itu kepada Reuters.
Arab Saudi dan sekutunya telah lama menekan negara-negara global untuk mengatasi ketakutan mereka terhadap program rudal dan drone Iran dalam upaya menghidupkan kembali perjanjian nuklir tahun 2015 dengan Teheran.
Cinzia Bianco, peneliti di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, mengatakan Riyadh telah meminta jaminan keamanan dari Iran.
Iran mungkin juga merespons positif seruan Riyadh untuk “secara aktif mendorong Houthi menandatangani perjanjian damai dengan Arab Saudi yang membebaskan Saudi dari perang Yaman yang telah menjadi sebuah rawa,” kata Bianco.
“Jika kedua (masalah) itu ada, saya yakin dan positif mengenai kesepakatan itu.”
Pangeran Faisal mengatakan pada bulan Januari bahwa kemajuan telah dicapai untuk mengakhiri konflik Yaman, dan pada hari Jumat Houthi di Yaman dan Hizbullah yang merupakan sekutu Iran di Lebanon menyambut baik kesepakatan tersebut.