JAKARTA: Dalam upaya terakhir untuk mempertahankan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir terbang ke Qatar pada Rabu (29 Maret) untuk bertemu Gianni Infantino, presiden FIFA, untuk bertemu.
Meski ada upaya lobi yang dilakukan Erick dan surat langsung Presiden Joko Widodo yang menyatakan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah turnamen tersebut, FIFA tetap memutuskan untuk mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 kurang dari dua bulan sebelum pertandingan pertama dimulai.
“Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal pertandingan saat ini tidak berubah,” demikian pernyataan badan sepak bola tersebut, tak lama setelah pertemuan antara Infantino dan Erick.
FIFA sebelumnya sempat menyatakan keprihatinannya atas kemampuan Indonesia menjadi tuan rumah dengan membatalkan babak penyisihan grup yang semula dijadwalkan pada Jumat di Pulau Bali.
FIFA tidak merinci alasan keputusannya melarang Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, hanya mengatakan “karena kondisi saat ini.”
Pernyataan tersebut tampaknya merujuk pada seruan yang berkembang di Indonesia, negara mayoritas Muslim, agar tim Israel tidak diikutsertakan dalam pertandingan tersebut. Di antara seruannya adalah dua gubernur yang merupakan anggota partai politik yang sama dengan presiden Indonesia.
Banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan media sosial untuk mengungkapkan kemarahan dan frustrasi mereka, bukan terhadap FIFA, namun terhadap politisi yang dianggap bertanggung jawab atas masalah tersebut. “Entah pengorbanan apa yang kita lakukan untuk negara demi ajang ini. Tapi sesaat gagal karena alasan politik bapak-bapak di atas,” kata Marselino Ferdinan, gelandang tengah skuad U-20 Indonesia. akun Instagram.
Dengan keputusan FIFA tersebut, berarti ratusan miliar rupiah telah dikeluarkan untuk merenovasi enam stadion yang dipilih sebagai tempat pertandingan dan menyia-nyiakan waktu bertahun-tahun untuk persiapan turnamen FIFA pertama di Indonesia.
Artinya, tim Indonesia juga tidak akan mengikuti turnamen Piala Dunia U20 pertamanya karena posisi di turnamen tersebut diperuntukkan bagi negara tuan rumah.
Seolah ingin menutupi luka tersebut, FIFA mengatakan “potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya.”
BAGAIMANA SEMUANYA DIMULAI
Indonesia mendapat status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2019 setelah mengalahkan Brasil dan Peru yang juga melamar. Saat itu, pertandingan tersebut rencananya akan digelar pada tahun 2021, namun pandemi COVID-19 memaksa acara tersebut ditunda hingga tahun ini.
Indonesia pun langsung berupaya menyukseskan turnamen tersebut dengan merenovasi enam stadion di kota Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Palembang, dan Bali agar memenuhi standar FIFA.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengatakan sejauh ini telah menghabiskan 322 miliar rupiah (US$21,4 juta) untuk merenovasi stadion dan lapangan lain tempat tim peserta berlatih.
Masyarakat Indonesia juga sangat antusias karena akan menjadi tuan rumah turnamen besar sepak bola internasional untuk pertama kalinya sepanjang sejarah. Kritik terhadap Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 mulai mengemuka tahun lalu, saat tim Israel lolos.
Indonesia yang merupakan negara mayoritas Muslim tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Beberapa protes kecil terhadap partisipasi Israel dalam event tahun ini mulai bermunculan, terutama di kota-kota yang menjadi tuan rumah olimpiade tersebut. Intensitas demonstrasi semakin meningkat seiring dengan semakin dekatnya waktu penyelenggaraan turnamen.