WTA membela keputusan Italia Terbuka untuk menjadwal ulang final putri antara Elena Rybakina dan Anhelina Kalinina menjadi pukul 23.00 (21.00 GMT) pada hari Sabtu yang diguyur hujan, setelah mantan pemain Rennae Stubbs menyebut tindakan tersebut sebagai “kekejaman”.
Di hari yang membuat frustrasi bagi penyelenggara Masters, pemain dan penggemar, semifinal tunggal putra yang menampilkan Daniil Medvedev dan Stefanos Tsitsipas beberapa kali terganggu oleh hujan dengan hilangnya hampir lima jam permainan.
Itu berarti Rybakina dan Kalinina turun ke lapangan pada malam harinya dengan lebih sedikit penonton di tribun setelah panitia memutuskan untuk tidak memindahkan final ke hari Minggu. Penyelesaian anti-klimaks terjadi ketika Kalinina dari Ukraina mundur karena cedera 6-4, 1-0.
Panitia penyelenggara di Roma tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters, namun badan pengelola tenis putri, WTA, mengatakan masalah utama terkait keputusan penjadwalan itu adalah cuaca.
Ia menambahkan bahwa penting untuk memastikan bahwa lebih dari 8.000 penggemar yang membayar untuk final dan lainnya yang bertahan melalui penundaan yang signifikan dapat menyaksikan kompetisi tersebut.
“Bukan keinginan event tersebut maupun WTA untuk melihat pertandingan dilanjutkan selarut ini, tapi itu adalah hal yang benar untuk dilakukan,” kata juru bicara WTA kepada Reuters melalui email, Minggu.
“Kami mengucapkan selamat kepada kedua pemain atas upaya besarnya di Roma dan berharap Anhelina cepat pulih selama dua minggu mendatang di Roland Garros dan Elena terus meraih kesuksesan.”
Keputusan untuk melanjutkan pertandingan dikritik secara online dan terdapat kecanggungan pada presentasi ketika pemain Kazakh Rybakina kelahiran Moskow diminta untuk berbicara di depan runner-up dan harus mendesak penyelenggara untuk menyerahkan trofi kepadanya.
“Apa yang terjadi dengan presentasi ini? Juga fakta bahwa tim putri bermain di final 1000 (event) pada tengah malam adalah sebuah kekejian,” kata Stubbs dari Australia.
Petenis peringkat 64 dunia Alize Cornet mengatakan kecewa karena final tidak diundur ke hari Minggu.
“Agak menyedihkan melihat final putri salah satu ajang @WTA terbesar musim ini dimulai pukul 11 malam. Tentu saja tidak ada seorang pun di tribun,” cuit perempuan asal Prancis, Cornet.
“Tidak terlalu bagus bagi kedua pemain untuk memulai pertandingan penting selarut ini. Mengapa tidak menempatkan final putra dan putri besok (Minggu)?”
Penyelenggara Madrid Terbuka baru-baru ini meminta maaf kepada finalis ganda putri turnamen tahun ini setelah dikritik karena tidak memberi mereka kesempatan untuk berpidato pada upacara penyerahan piala.
“Kedua turnamen WTA 1000 di Madrid dan Roma ini merupakan kegagalan bagi tenis putri. Tidak ada alasan, namun banyak alasan yang menyebabkan kegagalan tersebut,” kata mantan peringkat tiga dunia Pam Shriver.