Dalam kasus sabotase jaringan pipa Nord Stream di Baltik hampir dua tahun lalu, ada surat perintah penangkapan awal. Pengadilan di ibu kota Polandia, Warsawa, mengonfirmasi bahwa surat perintah penangkapan Eropa untuk penangkapan seorang tersangka telah diterima dari Jaksa Agung Federal Jerman pada bulan Juni. Tersangkanya adalah Volodymyr Z., warga negara Ukraina yang baru-baru ini berada di Polandia.
Namun, penyidik tidak menemukannya di tempat tinggalnya, kata juru bicara Kejaksaan Agung Polandia. Pria itu melintasi perbatasan antara Polandia dan Ukraina pada awal Juli. Hal ini dimungkinkan karena pihak Jerman tidak membuat entri dalam daftar Schengen, yang mencantumkan orang-orang yang dicari berdasarkan surat perintah penangkapan Eropa. “Penjaga perbatasan Polandia tidak memiliki informasi maupun dasar untuk menangkapnya (Wolodymyr Z.) karena dia tidak terdaftar sebagai buronan,” jelas juru bicara tersebut.
Asosiasi penyiaran publik Jerman ARD, mingguan nasional “Die Zeit” dan “Süddeutsche Zeitung” sebelumnya melaporkan surat perintah penangkapan tersebut. “Kami tidak mengomentari laporan media,” kata Kementerian Kehakiman Federal di Berlin. Kantor Kejaksaan Federal juga mengumumkan bahwa, pada prinsipnya, tidak ada informasi mengenai proses yang sedang berlangsung yang akan diberikan.
Salah satu penyelam?
Menurut laporan media yang diterbitkan pada hari Rabu, penyelidik Jerman yakin bahwa orang Ukraina yang dicari berdasarkan surat perintah penangkapan adalah salah satu penyelam yang memasang alat peledak di jaringan pipa Nord Stream. Dua warga Ukraina lainnya juga menjadi tersangka, termasuk seorang wanita. Konon mereka juga bisa berperan sebagai penyelam.
Laporan tersebut didasarkan pada “informasi dari badan intelijen asing”. Investigasi sebelumnya terfokus pada kapal pesiar yang ditemukan jejak bahan peledak pada Juli 2023. Diduga Andromeda digunakan untuk mengangkut bahan peledak ke tempat kejadian perkara.
Kedua pipa Nord Stream 1 dan 2 rusak dan terputus akibat beberapa kali ledakan pada 26 September 2022. Ledakan tersebut terjadi di dekat pulau Bornholm di Baltik Denmark dan pantai selatan Swedia, dan beberapa saat kemudian kebocoran ditemukan di tiga dari empat jaringan pipa Nord Stream.
Gas alam Rusia sebelumnya dialirkan melalui Nord Stream 1 ke Jerman. Nord Stream 2 belum beroperasi karena perang agresi Rusia terhadap Ukraina dan perselisihan politik yang terjadi kemudian, tetapi juga sudah diisi dengan gas.
Investigasi diluncurkan setelah serangan di Republik Federal serta di Denmark dan Swedia. Di Jerman, mereka dikelola oleh Kantor Polisi Kriminal Federal (BKA) dan Polisi Federal atas nama Jaksa Agung Federal. Namun, Denmark dan Swedia kini telah menghentikan prosesnya.
wa/se (ARD, dpa, afp, rtr)