JAKARTA : Produsen pupuk urea terbesar di Asia Tenggara, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) berencana berinvestasi setidaknya $1 miliar untuk meningkatkan kapasitasnya dan mendirikan pabrik soda ash, kata CEO perusahaan tersebut, Jumat.
Badan usaha milik negara Indonesia itu mempertimbangkan pendanaan ekspansi melalui penawaran umum perdana (IPO) atau pinjaman peluncuran, meski Direktur Utama Rahmad Pribadi mengatakan Pupuk Kaltim juga telah mengumpulkan dana dari keuntungan dua tahun sebelumnya.
“Dengan kas yang sangat tinggi, dan (tingkat) leverage kami sangat rendah, kami memiliki banyak pilihan,” kata Rahmad dalam sebuah wawancara, seraya menggarisbawahi bahwa rencana ekspansi tidak bergantung pada IPO.
“Kami memiliki kapasitas ekspansi, dengan rasio utang terhadap ekuitas tertentu, sekitar Rp40 triliun ($2,59 miliar),” ujarnya.
Pejabat Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengatakan kepada parlemen pada bulan Desember bahwa Pupuk Kaltim termasuk di antara perusahaan milik negara yang akan melakukan IPO tahun ini, dan sumber mengatakan kepada Reuters pada bulan Januari bahwa mereka bermaksud menjual 20 persen saham dalam penawaran tersebut untuk mengumpulkan dana sebesar $500 juta.
Rahmad mengatakan, IPO akan diputuskan oleh pemegang saham.
Rencana ekspansi Pupuk Kaltim antara lain membangun pabrik pupuk yang akan memproduksi 660.000 ton amoniak dan 1,2 juta ton urea di Fakfak, Papua Barat, yang diperkirakan menelan biaya lebih dari $1 miliar, kata Rahmad.
Diharapkan dapat memulai konstruksi tahun depan dengan perkiraan tanggal operasional pada tahun 2027, katanya.
Dia mengatakan pabrik tersebut akan mendapatkan bahan baku gas dari blok Kasuri di dekatnya yang dioperasikan oleh Genting Oil & Gas Malaysia. Kedua perusahaan menandatangani perjanjian penjualan awal bulan lalu.
Pupuk Kaltim juga akan membangun pabrik pupuk NPK berkapasitas 100.000 ton di Bontang, Kalimantan Timur, yang menjadi basis perusahaan tersebut, ujarnya.
Perusahaan tersebut saat ini memproduksi 2,7 juta ton amonia, 3,4 juta ton urea, dan 350.000 ton pupuk NPK per tahun, menjadikannya salah satu produsen terbesar di Asia-Pasifik.
Untuk melakukan diversifikasi, Pupuk Kaltim juga akan mengembangkan pabrik pembuat soda ash sebanyak 300.000 ton di Bontang, kata Rahmad.
Perusahaan tersebut memperoleh pangsa pasar tahun lalu di kawasan ini, khususnya Australia, ditambah Amerika Latin, katanya, setelah kekurangan pupuk global akibat perang di Ukraina. Perusahaan bermaksud untuk memperluas lebih jauh ke pasar-pasar tersebut.
“Karena perang, sikap semua negara adalah melindungi kepentingan masing-masing. China, Rusia tidak melakukan ekspor, sehingga ada ruang yang ditinggalkan oleh pemain yang biasa mengekspor ke Australia,” ujarnya.
“Saya yakin hampir seluruh ruang yang ditinggalkan para pemain tersebut telah diisi oleh Pupuk Kaltim.”
($1 = 15.445.0000 rupiah)