Dalam pernyataannya Rabu pagi, Takiyuddin mengkritik acara yang dijadwalkan dan mendesak pihak berwenang untuk mempertimbangkannya kembali.
“PAS sangat kecewa dan sangat keberatan dengan … acara pembukaan resmi sebuah bar … dengan alasan keterlaluan, tidak sensitif, tidak bermoral dan bahkan menjijikkan,” kata Takiyuddin.
“PAS menghimbau pihak berwenang, khususnya DBKL (Balai Kota Kuala Lumpur) untuk mempertimbangkan kembali (pemberian) izin… untuk acara yang bersangkutan, yang jelas sangat bertentangan dengan nilai-nilai lokal dan tidak sensitif terhadap posisi masyarakat. Islam sebagai agama federal, apalagi dilaksanakan di bulan Ramadhan.”
Mr Takiyuddin juga meminta individu untuk memastikan bahwa Malaysia tidak terkena “budaya yang merusak dan tidak membangun”.
“Kebebasan individu atau ekonomi tidak pernah bisa dijadikan alasan untuk membenarkan atau melakukan tindakan dan kecenderungan negatif seperti ini. Sudah selayaknya semua pihak memiliki tanggung jawab sipil untuk memastikan masyarakat kita tidak terpapar budaya destruktif dan tidak konstruktif seperti ini,” ujarnya.
Menyusul kritik Takiyuddin, sekretaris politik perdana menteri Azman Abidin mengatakan bahwa tempat klub hanya memiliki izin restoran dan telah berakhir lebih dari dua tahun yang lalu.
“Tempat itu juga tidak memiliki izin hiburan dan belum mengajukan permohonan untuk melakukan kegiatan hiburan,” kata Azman.
Dia menambahkan: “DBKL juga meninjau (situasi dan akan) mengambil tindakan penegakan jika ditemukan pelanggaran aturan dan ketentuan oleh penyelenggara.”
Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution Ismail mengatakan pada hari Rabu bahwa acara seperti “Thai Hot Guy” tidak boleh dilanjutkan karena dapat menimbulkan kecemasan, terutama di kalangan umat Islam yang akan menjalani Ramadhan, The Star melaporkan.
Mr Saifuddin menambahkan bahwa harus ada rasa saling menghormati di antara warga Malaysia, terutama selama bulan suci Ramadhan. Ramadhan diamati oleh umat Islam di negara itu dan berlangsung selama sebulan. Diperkirakan akan dimulai pada 23 Maret.
Hanya dua minggu lalu, seorang anggota parlemen PAS mendesak pemerintah Malaysia untuk “mengendalikan” peningkatan jumlah konser dan pertunjukan yang diadakan oleh artis asing di negara itu, setelah konser oleh girl grup Korea Blackpink menarik lebih dari 60.000 penggemar.
Anggota DPR Padang Terap Nurul Amin Hamid mengatakan, konser semacam itu telah menimbulkan “sedikit keresahan” di kalangan umat Islam di Tanah Air.
Tahun lalu, ketua sayap pemuda PAS Ahmad Fadhli Shaari juga mengkritik konser asing karena mendorong “hedonisme”, menyusul konser yang diadakan oleh penyanyi-penulis lagu Amerika Billie Eilish, Free Malaysia Today melaporkan.