MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR
“Fokus langsung pemerintah adalah mencoba mengurangi beberapa kelangkaan kebutuhan dasar dan (menurunkan) inflasi,” kata Murtaza Jafferjee, ekonom dan ketua lembaga think tank Advocata Institute yang berbasis di Kolombo.
Data dari Departemen Sensus dan Statistik menunjukkan, inflasi makanan saja naik dari 80,1 persen pada Juni menjadi 90,9 persen pada Juli. Inflasi transportasi, sementara itu, meningkat dari 128 persen menjadi 143,6 persen pada periode yang sama.
“Itu menghancurkan kehidupan kebanyakan orang,” kata Jafferjee.
Menurut Presiden, pemerintah telah memulai proses meringankan penderitaan rakyat, mulai dari meminimalisir pemadaman listrik hingga meningkatkan pasokan gas.
“Tidak ada kekurangan bensin dan segera semua orang akan bisa mendapatkannya tanpa antri. Langkah-langkah keamanan diambil untuk menghindari kekurangan makanan. Obat-obatan esensial dan peralatan medis sudah mulai dibawa ke rumah sakit,” katanya kepada anggota parlemen.
Mengenai kekurangan bahan bakar, Wickremesinghe mengatakan sudah waktunya untuk membuat sistem di mana komoditas diimpor menggunakan pendapatan ekspor Sri Lanka dan pengiriman uang asing. Namun, dia menambahkan bahwa pasokan “harus dibatasi”.
“Kesulitan ini harus ditanggung hingga akhir tahun ini,” kata presiden.
Bahan bakar saat ini didistribusikan melalui sistem penjatahan di Sri Lanka. Masyarakat wajib mendaftarkan kendaraannya ke pemerintah untuk mendapatkan National Fuel Pass berupa kode QR tertentu.
Setiap kode dilengkapi dengan kuota bahan bakar mingguan dan jumlahnya bervariasi sesuai dengan jenis kendaraan.
Kelangkaan bahan bakar selama berbulan-bulan mengganggu berbagai aspek kehidupan di Sri Lanka dan seiring dengan meluasnya krisis, rakyatnya menjadi semakin kewalahan.
Namun, analis yakin situasinya perlahan membaik, berkat likuiditas dolar dalam perekonomian.
“Pada bulan Juli, ekspor diharapkan melebihi impor. Ini adalah negara yang mengimpor jauh lebih banyak daripada ekspornya. Tetapi karena tekanan permintaan karena tidak terjangkau dan kurangnya pasokan, ekspor dapat melebihi impor, sangat meningkatkan likuiditas dolar dalam sistem perbankan,” kata Jafferjee kepada CNA.
Menurut presiden, langkah-langkah sedang diambil oleh pemerintah untuk menyuntikkan lebih banyak dolar ke ekonomi yang sedang sakit melalui pengiriman uang asing dan pariwisata.