KEHILANGAN VISI DAN MINAT
Hortin berusia 14 tahun ketika dia didiagnosis menderita glaukoma remaja, suatu kondisi yang tidak dapat disembuhkan di mana sistem drainase mata tidak berkembang dengan baik, menyebabkan tekanan menumpuk di mata dan merusak saraf optik. Akibatnya, ia kehilangan sebagian besar penglihatannya.
Meskipun ia menjalani operasi setelah diagnosisnya, kehilangan penglihatannya tidak dapat diubah. Dokter hanya bisa berusaha mengurangi tekanan pada matanya dan mempertahankan penglihatannya.
Situasi ini membatasi minat Hortin yang mendalam terhadap olahraga. Semasa kecil, ia adalah sosok yang aktif dan tidak pernah absen mewakili sekolah dalam lomba lari dan lapangan. Namun setelah dewasa, Hortin kini hanya bisa menonton dari pinggir lapangan.
“Saya ingat saat Hari Olahraga tahun itu, semua orang mengharapkan saya berada di nomor sprint 100 meter dan 200 meter di mana saya yakin saya akan menjadi nomor satu. Sebaliknya, saya hanya duduk di tribun menyaksikan orang lain berlomba. Saya sangat kecewa,” katanya.
Bahkan, Hortin mulai membutuhkan bantuan dalam aktivitas sehari-hari seperti berkeliling sekolah dan membuat catatan di kelas. Namun ia berhasil menyelesaikan ujian tingkat O dan A (tingkat Biasa dan Lanjutan), memperoleh diploma lanjutan dalam bidang komunikasi massa dan bekerja di bisnis keluarganya.
Di awal usia 20-an, dia bertemu dan menghabiskan waktu bersama teman sepupunya, jatuh cinta dan menikah. Hortin menjadi seorang ibu rumah tangga dan kemudian dikaruniai dua mata laki-laki. Ketertarikannya pada olahraga mulai hanya tinggal kenangan.
KELUAR DARI ZONA NYAMAN
Namun, gangguan penglihatan yang dialami Hortin terus membayangi kehidupan keluarganya. “Saya sangat khawatir bahwa saya akan menjadi buta ketika anak-anak saya masih kecil. Saya ingin melihat anak-anak saya tumbuh dan menghabiskan hidup saya dengan baik bersama mereka,” katanya.
Hortin menjalani lebih dari 15 operasi atas saran dokternya. Ini termasuk tujuh hingga delapan operasi kecil di klinik untuk mempertahankan penglihatannya. Beberapa operasi mengakibatkan komplikasi mata yang memerlukan pembedahan lebih lanjut untuk memperbaikinya.
“Setiap kali setelah operasi, saya semakin takut. Saya tahu setiap operasi akan menyebabkan kerusakan pada mata saya dan saya telah mendengar banyak cerita dari teman-teman yang menjalani operasi dan menjadi buta total. Saya bertanya-tanya kapan ini akan terjadi pada saya dan saya merasa putus asa,” katanya.