Pak Hamid juga meminta agar petugas yang terlibat diadili. “Hilangnya nyawa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja,” katanya.
Bencana sepak bola tahun 1964 di Lima, Peru yang menewaskan 328 orang juga disebabkan oleh tembakan gas air mata, begitu pula bencana tahun 2001 di Accra, Ghana yang menewaskan 126 orang.
Listyo Sigit Prabowo, Kapolri, mengatakan polisi telah melakukan penyelidikan internal untuk meninjau penanganan polisi terhadap situasi tersebut.
“Kami sudah mengumpulkan data dari TKP. Yang jelas kami akan mengusut secara serius sampai akhir,” ujarnya, Minggu.
APAKAH PERSONIL KEAMANAN MENGABAIKAN?
Dalam jumpa pers, Senin, Panglima TNI Andika Perkasa mengakui beberapa personel TNI yang bertugas mengamankan pertandingan telah bertindak berlebihan dengan memukul suporter yang sudah mundur atau tergeletak tak berdaya di tanah.
“Bagi saya itu adalah tindakan kriminal. Kami tidak akan (menjatuhkan) sanksi disiplin, tetapi memulai (a) pidana (penuntutan). Karena (tindakannya) berlebihan,” ujarnya.
Polisi tidak memberikan janji serupa, dengan mengatakan bahwa keputusan untuk menghukum petugas yang terlibat dalam insiden tersebut bergantung pada hasil penyelidikan.
Juru Bicara Polri Dedi Prasetyo mengatakan, polisi saat ini sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), termasuk memeriksa rekaman yang terekam kamera pengawas stadion.
Polisi, kata dia, juga akan memeriksa pengurus Liga, PSSI cabang provinsi, Arema, dan Dinas Pemuda dan Olahraga provinsi.
Prasetyo menambahkan, polisi juga telah memeriksa 18 petugas polisi yang terlibat dalam pengamanan pertandingan tersebut sebagai bagian dari penyelidikan internal.
Polisi mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka telah memberhentikan 10 pejabat, termasuk Kapolres Malang Kota Ferli Hidayat. 9 lainnya adalah komandan lapangan dalam permainan tersebut.
TIM PENCARI FAKTA INDEPENDEN
Mohammad Mahfud, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, mengatakan kelebihan kapasitas juga bisa menjadi penyebabnya.
“Jumlah penonton sebaiknya disesuaikan dengan kapasitas stadion yang berkapasitas 38.000 orang. Tapi pihak penyelenggara tidak melakukan itu.. Tiket terjual 42.000,” ujarnya kepada media setempat, Minggu.
Mahfud mengumumkan pada hari Senin bahwa pemerintah sedang membentuk tim pencari fakta independen yang terdiri dari pejabat senior pemerintah, perwakilan klub dan asosiasi sepak bola serta akademisi dan media untuk mengetahui apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Tim ini akan dipimpin oleh Mahfud dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali sebagai wakil ketuanya. Ia juga terdiri dari seorang mantan atlet sepak bola, seorang jurnalis olahraga, seorang aktivis, dua akademisi dan beberapa mantan pejabat pemerintah.
Tim ini diharapkan menyelesaikan pencarian fakta dan membuat rekomendasi dalam dua atau tiga minggu.
“Polisi diminta segera mengidentifikasi pelakunya dalam beberapa hari ke depan dan melakukan evaluasi terhadap penanganan keamanan di wilayahnya masing-masing,” kata Mahfud dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta.
Ia juga mengumumkan bahwa pemerintah telah menyetujui pemberian kompensasi kepada keluarga korban.
“Meski hilangnya nyawa tidak bisa dinilai dengan uang, namun Presiden bersedia memberikan santunan sebesar Rp 50 juta (US$3.268) untuk setiap korban meninggal. Kami akan segera melakukannya. Tinggal perlu verifikasi data administratif dengan pemda setempat. dan sebagainya,” katanya.