SINGAPURA: Seorang pembuat roti jatuh cinta dengan seorang rekan di perusahaannya dan menjadi kesal ketika mendengar rekannya akan menikah.
Dia mengarahkan pisau ke lehernya untuk memaksa wanita itu melakukan tindakan intim dengannya.
Lim Chee Wee (37) warga Malaysia dijatuhi hukuman satu tahun penjara pada Rabu (14 September). Dia mengaku bersalah atas satu dakwaan intimidasi kriminal, dengan dakwaan kedua dipertimbangkan.
Pengadilan mendengar bahwa Lim bekerja di toko roti yang sama dengan korban namun jarang berbicara dengannya karena Lim bekerja di dapur sementara korban bertugas di kasir.
“Terdakwa jatuh cinta pada korban dan sering berfantasi seksual terhadap korban,” kata jaksa.
Sekitar bulan Maret tahun ini, Lim mengetahui bahwa korban telah bertunangan dan menjadi kesal.
Pada tanggal 17 Juni, Lim selesai bekerja dan duduk di ruang ganti staf sambil bermain game dan menonton video di ponselnya.
Sekitar pukul 18.00, korban menyelesaikan shiftnya dan pergi ke ruang ganti untuk mengemas barang-barangnya dan keluar.
Ketika terdakwa melihat korban, tiba-tiba dia memiliki keinginan untuk melakukan hubungan intim secara fisik dengannya, kata jaksa.
Namun, Lim tahu korban tidak akan setuju untuk berhubungan intim dengannya. Dia mengambil pisau sepanjang 18cm dari dapur dan kembali ke ruang ganti dan menutup pintu di belakangnya.
Dia kemudian maju ke arah korban dan mengarahkan pisau ke lehernya. Dia melakukan ini dengan maksud untuk memaksa korban melakukan tindakan intim dengannya, demikian bunyi pengadilan.
Korban tidak menurut dan berteriak sambil berusaha merebut pisau dari Lim. Dalam pergulatan tersebut, korban mengalami luka pada ibu jari tangan kirinya.
Dia berhasil menjauhkan pisau itu dari Lim, tapi Lim menutup mulutnya dengan tangannya dan berulang kali menyuruhnya untuk tidak berteriak. Ia kemudian berusaha mencium mulut dan pipi korban, namun gagal karena korban meronta-ronta.
Korban terus berteriak dan mulai berteriak bahwa Lim mencoba memperkosanya. Takut ketahuan, Lim lari keluar ruang ganti, dan rekan lainnya datang membantu.
Mereka menahan Lim dan korban menelepon kakaknya untuk menceritakan apa yang terjadi. Kakaknya menelepon polisi.
Jaksa meminta hukuman penjara minimal dua tahun. Dia mengatakan tingkat kewaspadaan yang ditimbulkan pada korban cukup tinggi, meski tidak berkepanjangan, karena dia benar-benar yakin Lim akan memperkosanya dengan todongan pisau.
Dia menyebutkan ancaman yang sangat cepat, fakta bahwa terdakwa mengarahkan pisau langsung ke leher korban, dan “motivasi eksploitatif seksual di balik perilakunya yang menyinggung”.
Untuk tindak pidana intimidasi dengan ancaman akan dilukai dengan senjata berbahaya, pria tersebut bisa dipenjara hingga 10 tahun, denda, atau keduanya.