JAKARTA: Presiden Indonesia Joko Widodo bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping di Beijing pada Selasa (26 Juli) pada kunjungan pertama kunjungan kerjanya selama tiga hari ke Asia Timur Laut.
Pak Widodo pemimpin asing pertama yang mengunjungi China sejak Olimpiade Musim Dingin pada bulan Februari, karena negara tersebut mengadopsi kebijakan ketat “nol COVID-19” yang menyebabkan kunjungan terbatas oleh pejabat dari luar negeri.
Kunjungannya dilakukan atas undangan Xi.
Bapak Widodo atau Jokowi, demikian presiden biasa disapa, menyampaikan harapannya agar kunjungan tersebut dapat mempererat hubungan dan kerja sama bilateral kedua negara.
“Tiongkok adalah mitra strategis komprehensif Indonesia. Kemitraan ini harus kita isi dengan kerja sama yang bermanfaat bagi negara kita, sekaligus bagi kawasan dan dunia,” kata Jokowi.
Sementara itu, Xi mengatakan bahwa Widodo adalah kepala negara pertama yang diterima oleh pihak Tiongkok setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing.
“Ini cukup membuktikan betapa eratnya hubungan kedua belah pihak,” kata Xi.
Dalam siaran pers bersama, Indonesia telah mengucapkan selamat sebelumnya kepada Tiongkok pada Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 mendatang.
Ia menambahkan bahwa Kongres Nasional akan “memimpin langkah Tiongkok untuk mencapai tujuan abad kedua yaitu membangun negara sosialis modern yang hebat dalam segala aspek”.
Kedua presiden sepakat untuk menempuh arah bersama untuk membangun komunitas Tiongkok-Indonesia dengan masa depan bersama dan berkomitmen untuk membentuk model teladan bagi negara-negara berkembang besar yang mencapai saling menguntungkan, pembangunan bersama, dan upaya kerja sama Selatan-Selatan.
Kedua negara sepakat untuk mempercepat perumusan rencana aksi lima tahun baru untuk implementasi Kemitraan Strategis Komprehensif Tiongkok-Indonesia.
Mereka juga akan bekerja sama melalui Belt and Road Initiative (BRI) dan Global Maritime Fulcrum (GMF) serta berkomitmen menyelesaikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sesuai jadwal sebagai proyek unggulan.
Tiongkok dan Indonesia akan mempercepat dimulainya kembali pertukaran antar masyarakat, termasuk kembalinya pelajar Indonesia ke Tiongkok, pembukaan lebih banyak penerbangan langsung, dan penguatan kerja sama di sektor-sektor seperti pendidikan, pariwisata, pemuda, dan pertukaran lokal.
Mereka juga akan memperkuat kerja sama dalam penelitian, pengembangan dan produksi vaksin dan genom, dengan Tiongkok setuju untuk mendukung upaya Indonesia untuk mendirikan pusat vaksin regional, kata pernyataan itu.
Di bidang pembangunan regional, kedua negara sepakat untuk menerapkan konsensus yang dicapai pada KTT Khusus Tiongkok-ASEAN yang memperingati 30 tahun Hubungan Dialog Tiongkok-ASEAN tahun lalu.
Mereka akan menjunjung tinggi regionalisme terbuka dan mempromosikan Kemitraan Strategis Komprehensif Tiongkok-ASEAN untuk Perdamaian, Keamanan, Kemakmuran, Pembangunan Berkelanjutan, dan Persahabatan.
Berdasarkan pernyataan bersama tersebut, Tiongkok juga menegaskan dukungannya terhadap sentralitas ASEAN dalam arsitektur regional yang berkembang dan mendukung kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023.
Sementara itu, Indonesia siap bekerja sama dengan pihak Tiongkok untuk menjamin perdamaian dan stabilitas melalui dialog dan diplomasi, tambah pernyataan itu.
Beberapa Memorandum of Understanding (MoU) juga diperbarui dan ditandatangani pada pertemuan hari ini, khususnya di bidang-bidang seperti penelitian dan pengembangan vaksin dan genomik, pembangunan ramah lingkungan dan peningkatan kapasitas keamanan siber.
Indonesia saat ini adalah presiden bergilir Kelompok 20 (G20) dengan negara-negara ekonomi utama dan Jokowi memanfaatkan kesempatan itu untuk mengundang pemimpin Tiongkok tersebut menghadiri KTT para pemimpin G20 di Bali pada November mendatang.
Xi, yang belum pernah meninggalkan Tiongkok sejak pandemi COVID-19, mengatakan Tiongkok mendukung kepresidenan Indonesia dan berharap KTT tersebut sukses.