Shaun Lim, CEO dan salah satu pendiri Regenosis, menggambarkan klasifikasi penuaan sebagai kondisi medis pada tahun 2018 oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai perkembangan yang “mengejutkan”.
Artinya, “penuaan itu tidak alami seperti yang kita pikirkan,” ujarnya.
“Saat ini ada ribuan peneliti di setiap aspek tentang cara membalikkan penuaan,” katanya.
“Dalam membalikkan penuaan, kita berbicara tentang kemungkinan-kemungkinan baru,” tambahnya. Termasuk seseorang merasa dan terlihat muda kembali, ujarnya.
TIDAK ADA KEGAGALAN UNTUK MENCOBA
Menemukan jalan keluar dari proses penuaan bukanlah hal baru.
Selama ribuan tahun, sejak zaman Mesir kuno dan Kaisar Qin Shi Huang dari dinasti Qin Tiongkok kuno, orang-orang memiliki “keasyikan dalam menemukan pil keabadian”, kata Prof William Hwang, kepala SingHealth Duke-NUS dikatakan. Pusat Terapi Sel.
“Semua orang takut menjadi tua dan dampak penuaan,” ujarnya.
Meskipun efek penuaan merupakan inti dari perlombaan untuk mengembangkan obat-obatan dan terapi untuk menghentikan atau bahkan membalikkan proses tersebut, penuaan bukanlah penyakit yang harus diperbaiki, kata Prof Hwang.
“Jika penuaan adalah sebuah penyakit, kehidupan akan menjadi penyakit yang mematikan karena kita semua menua,” katanya.
Namun, penuaan menyebabkan akumulasi mutasi genetik dan kerusakan sel, dan hal ini menimbulkan konsekuensi penuaan yang berujung pada penyakit, misalnya gagal jantung, gagal ginjal, gagal organ lain, dan hal ini harus diatasi.
PENELITIAN PERUBAHAN PERMAINAN
Bagian dari penelitian yang mengubah permainan di lapangan adalah tentang telomer, yang mungkin memainkan peran penting dalam melindungi DNA dari kerusakan lingkungan seperti stres, polusi, dan pola makan.
Prof Hwang, yang juga kepala eksekutif National Cancer Centre Singapura, menjelaskan bahwa telomer – rangkaian DNA di ujung kromosom – dapat bertindak sebagai penghalang kerusakan. Dia membandingkan telomer dengan ujung tali sepatu.
“Ibaratnya, ada penutup di ujung tali sepatu yang mencegah agar tali sepatu tidak rusak, terlepas. Jadi, sel-sel tersebut harus mengalami beberapa kerusakan pada telomernya sebelum gen-gen penting mulai terpengaruh,” katanya.
Prof Hwang menambahkan bahwa telomer yang lebih panjang membantu melindungi sel dari kerusakan gen dan kromosom penting. Sebaliknya, telomer yang lebih pendek dapat membuat orang lebih rentan terhadap penyakit yang berkaitan dengan usia.
TAHUN SAKIT
Peningkatan penyakit terkait usia di Asia-Pasifik membuat banyak negara khawatir.
“Kita hidup lebih lama. Tapi kita rata-rata kehilangan 10 tahun yang baik. Jadi itu saja sudah cukup bagi kita untuk duduk tegak,” kata Paulin Straughan, profesor sosiologi di Singapore Management University.