KUALA LUMPUR: Penjabat Menteri Keuangan Tengku Zafrul Abdul Aziz bukanlah orang baru dalam dunia politik, meskipun ini adalah pertama kalinya dia ikut serta dalam pemilu nasional.
Ia pertama kali diangkat menjadi senator di majelis tinggi Parlemen Malaysia pada Maret 2020. Ia kemudian diangkat menjadi menteri keuangan oleh perdana menteri keuangan saat itu, Muhyiddin Yassin.
Di tanggal 15st Pemilihan Umum (GE15), Tengku Zafrul menjadi salah satu wajah baru yang didapuk Barisan Nasional (BN) untuk mencalonkan diri di salah satu dari 178 kursi federal yang diperebutkan koalisi.
Tugasnya membantu BN merebut kembali kursi parlemen Kuala Selangor yang direbut Pakatan Harapan (PH) pada 2018.
Sebelum GE14, kursi tersebut telah berpindah tangan antara Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Parti Islam Se-Malaysia (PAS) pada dua pemilu sebelumnya pada tahun 2008 dan 2013.
Untuk Tengku Zafrul, ia mengatakan fokusnya hanya merebut kembali kursi BN pada Sabtu (19/11) ini.
“Ini adalah kursi parlemen dan bukan pemilu negara bagian Selangor. Untuk pertama kalinya, pemilu negara bagian tidak bertepatan dengan pemilu federal, jadi fokusnya adalah memastikan bahwa kita memenangkan sebanyak mungkin kursi parlemen dan mencoba memenangkan kembali kursi tersebut untuk BN,” katanya kepada CNA.
Tengku Zafrul, yang memiliki latar belakang perbankan, berkampanye melawan petahana Dr Dzulkefly Ahmad dari PH, kandidat Perikatan Nasional (PN) Mohd Noor Mohd Sahar dan kandidat Parti Pejuang Tanah Air (Pejuang) Mohd Shaid Rosli.
Mencalonkan diri untuk pertama kalinya, pria berusia 49 tahun ini mencatat bahwa ada banyak perbedaan antara sektor korporasi dan politik. Namun banyak solusi serupa yang dapat diterapkan di kedua sektor tersebut, tambahnya.
“Dalam manifesto Kuala Selangor, saya tegaskan bahwa kami pasti akan transparan dalam apa yang kami lakukan…
“Saya mempunyai satuan tugas untuk melihat area-area yang bisa kami tingkatkan, jadi kami berusaha menerapkan praktik-praktik baik di dalamnya, yang artinya saya punya kartu skor yang akan saya terbitkan tidak hanya untuk para pemilih di Kuala Selangor tapi juga untuk seluruh dunia. untuk melihatnya,” katanya.
Mengaku pendatang baru di dunia politik, Tengku Zafrul mengaku sulit mengukur seberapa besar dukungan terhadap dirinya.
Namun, ia menyerahkan kepada para pemilih untuk memutuskan siapa yang akan dipilih, meski ia berharap mereka mempertimbangkan rekam jejaknya.
“Saya ingin mencalonkan diri dalam pemilu. Tidak ada yang benar-benar mendekati saya, tetapi saya mengatakan kepada partai bahwa saya siap mengabdi pada negara dan salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan lebih aktif dalam politik dan partai.”
Tengku Zafrul bercerita, dirinya menjadi anggota UMNO sejak tahun 1997 namun tidak aktif karena fokus pada karirnya.
“Setelah dua setengah tahun berada di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), saya melihat masih banyak hal yang harus dilakukan. Dan saya ingin terus berkontribusi, dan saya rasa saya mampu melakukannya,” kata Tengku Zafrul kepada CNA.