NEW YORK – Harga minyak naik tipis pada hari Selasa, rebound dari penurunan sebelumnya lebih dari $1 per barel, didorong oleh melemahnya dolar dan kekhawatiran pasokan yang disoroti oleh menteri energi Arab Saudi.
Minyak mentah berjangka Brent naik 26 sen menjadi $93,52 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 74 sen menjadi $85,32.
Kedua tolok ukur tersebut naik dan turun sebesar $1 selama sesi tersebut.
Indeks dolar AS turun pada perdagangan sore, membuat minyak dalam mata uang minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya dan membantu mendorong harga lebih tinggi.
Dukungan lebih lanjut datang dari komentar Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman bahwa stok energi digunakan sebagai mekanisme untuk memanipulasi pasar.
“Adalah tugas saya untuk memperjelas bahwa hilangnya saham darurat bisa berdampak buruk dalam beberapa bulan mendatang,” katanya pada konferensi Future Initiative Investment (FII) di Riyadh.
Sementara itu, pengetatan pasar gas alam cair (LNG) di seluruh dunia dan pengurangan pasokan oleh produsen minyak besar telah menempatkan dunia di tengah-tengah “krisis energi global yang pertama,” kata kepala Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol. dikatakan.
Komentar dari Riyadh dan IEA adalah “pengingat bahwa krisis energi masih jauh dari selesai,” kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group. “Masih ada kekhawatiran mengenai kekurangan pasokan di pasar.”
Namun, ketidakpastian aktivitas ekonomi di Amerika Serikat dan Tiongkok, dua konsumen minyak terbesar di dunia, membatasi kenaikan harga minyak.
Pada hari Senin, data pemerintah menunjukkan bahwa impor minyak mentah Tiongkok pada bulan September turun 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sementara aktivitas bisnis menyusut pada bulan Oktober di zona euro, Inggris dan Amerika Serikat.
David Solomon, kepala eksekutif Goldman Sachs, mengatakan dia yakin resesi di AS “sangat mungkin terjadi”, sementara resesi bisa terjadi di Eropa.
Federal Reserve AS mungkin menaikkan suku bunga acuan semalam melampaui kisaran 4,50 persen-4,75 persen jika tidak melihat perubahan nyata dalam perilakunya, katanya pada konferensi FII.
Persediaan minyak mentah AS naik sekitar 4,5 juta barel untuk pekan yang berakhir 21 Oktober, menurut sumber pasar yang mengutip angka dari American Petroleum Institute pada hari Selasa. Stok bensin turun sekitar 2,3 juta barel, sementara stok sulingan naik sekitar 600.000 barel.
Data pemerintah AS mengenai persediaan minyak mentah akan dirilis pada hari Rabu.