“REFERENDUM” TERHADAP PEMILU TAHUN INI: Oposisi
Wakil Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Rafizi Ramli menyerukan referendum publik agar masyarakat menyatakan keberatannya terhadap kemungkinan diadakannya GE15 pada musim hujan.
Rafizi mengatakan langkah tersebut untuk menunjukkan ketidaksenangan masyarakat terhadap UMNO dan Ahmad Zahid atas kesediaan Ahmad Zahid untuk menyelenggarakan pemilu pada musim hujan.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Rafizi mengatakan referendum akan diadakan secara digital dalam seminggu, dan mendesak pemerintah federal dan negara bagian untuk fokus mempersiapkan negara menghadapi banjir.
“Tragedi banjir yang terjadi belakangan ini, yang menimbulkan banyak korban jiwa dan harta benda, harus menjadi pembelajaran bagi partai politik untuk tidak mengabaikan isu perubahan iklim,” ujarnya.
Mengacu pada komentar Ahmad Zahid bahwa BN siap menghadapi banjir saat pemilu, Pak. Rafizi mengatakan, hal itu menunjukkan betapa pimpinan UMNO itu tidak peka terhadap kenyataan yang ada di masyarakat.
Politisi oposisi lainnya, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman, presiden Aliansi Demokratik Bersatu Malaysia (MUDA), juga mengkritik pernyataan Ahmad Zahid.
Syed Saddiq menggambarkannya sebagai hal yang “gila” dan mengatakan bahwa mengadakan pemilu pada musim hujan berarti membunuh rakyat demi kekuasaan.
“Bayangkan tahun ini, banjir dan pemilu? Menteri fokus pada pemungutan suara, rakyat akan mati. Ini pekerjaan yang gila,” kata anggota parlemen Muar itu dalam sebuah tweet pada hari Minggu.
Pada Senin malam, Menteri Komunikasi dan Multimedia Annuar Musa mengatakan pernyataan Ahmad Zahid tentang penyelenggaraan pemilu saat musim banjir disalahpahami.
Politisi UMNO yang dikutip Bintang itu mengatakan, banyak yang salah mengartikan pernyataan Ahmad Zahid sebagai tanda ketidakpekaan BN terhadap kesejahteraan rakyat dalam mengejar tujuan politik, padahal hal itu tidak benar.
“Pernyataan tersebut telah disalahpahami karena belum ada pernyataan kebijakan mengenai pemilu yang dirilis secara resmi,” kata Annuar.
Ia menambahkan, yang dimaksud Ahmad Zahid adalah jika terjadi banjir, mesin pemilu UMNO tetap siap bekerja.
Annuar setuju bahwa mengadakan pemilihan umum ke-15 di tengah banjir adalah tindakan yang tidak tepat, lapor Free Malaysia Today.
Dia mengatakan pernyataan Zahid merupakan pandangan pribadi Zahid mengenai masalah tersebut.
“Jarang sekali suatu negara menyelenggarakan pemilu saat terjadi bencana alam. Kalau kita menyelenggarakan (pemilu) dalam suasana yang tidak mendukung, maka persentase suara akan rendah dan tidak akan memberikan citra yang baik bagi negara,” ujarnya.