Deutsche Welle: Apa yang perlu dilakukan industri mobil Jerman agar dapat terus memainkan peran penting di Tiongkok?
Gregor Sebastian: Industri mobil Jerman mungkin tidak akan lagi memainkan peran dominan di sektor mobil Tiongkok seperti yang terjadi dalam 20 tahun terakhir, karena persaingan di Tiongkok kini menjadi terlalu kompetitif. Meski demikian, produsen mobil Jerman dapat terus memainkan peran penting dengan memperkuat kemampuan pengembangan mereka di Tiongkok dan memanfaatkan potensi inovasi dari pasar mobil listrik terkemuka di Tiongkok.
Perusahaan telah mencoba menerapkan hal ini dalam satu atau dua tahun terakhir, namun masih ada ruang untuk kemajuan lebih lanjut. Namun, para pembuat mobil juga harus mempertimbangkan lokalisasi yang lebih besar dibandingkan dengan risiko tinggi yang ditimbulkan oleh konflik geopolitik dengan Amerika Serikat dan kebijakan dalam negeri Tiongkok yang bertujuan untuk memperkuat perusahaan-perusahaan Tiongkok.
Namun bagi pemasok Jerman, situasinya terlihat lebih baik di segmen tertentu, misalnya di bidang elektronika daya. Mereka terus memainkan peran penting dalam sektor otomotif Tiongkok dan juga sangat penting bagi produsen mobil Tiongkok.
Apa masalah utama yang dihadapi VW, Mercedes, BMW dan sejenisnya di Tiongkok?
Ketiga perusahaan Jerman tersebut merupakan pemimpin pasar dalam mesin pembakaran internal, yang berarti mereka lambat dalam mengatasi transisi ke mobilitas elektronik, yang memerlukan perubahan besar dan dominasi mereka tidak terjamin. Jika dipikir-pikir, hal ini tampaknya menjadi masalah, karena pesaing Tiongkok dan Tesla mampu memanfaatkan tingginya dukungan pemerintah terhadap mobil listrik di Tiongkok untuk mendapatkan kembali pangsa pasar. Faktor lainnya adalah keunggulan merek yang kurang relevan di segmen mobil listrik. Terlebih lagi, banyak konsumen muda di Tiongkok yang ingin mengendarai mobil Tiongkok demi kebanggaan nasional.
Bisakah pabrikan Jerman bertahan bahkan dalam keadaan darurat tanpa pasar Tiongkok yang besar?
Tanpa pasar Tiongkok, perusahaan-perusahaan Jerman pasti tidak akan sama lagi; mereka akan jauh lebih kecil. Namun, keuntungan dari Tiongkok kemungkinan akan mengalir kembali ke Jerman lebih sedikit dibandingkan perkiraan sebelumnya. Masalah yang lebih besar adalah perusahaan-perusahaan Jerman semakin bergantung pada pemasok Tiongkok untuk memproduksi mobil, terutama mobil listrik, di Eropa dan seluruh dunia. Jika masalah pengiriman muncul dari Tiongkok, hal ini juga bisa menjadi masalah besar bagi perusahaan di seluruh dunia.
Mungkinkah dalam jangka menengah pabrikan Tiongkok akan menaklukkan pasar tidak hanya di Tiongkok, tetapi juga di seluruh dunia dengan mobil listrik murah atau mahal?
Bagaimanapun, pabrikan Jerman terancam dengan persaingan, terutama di pasar negara berkembang dan Eropa. Pabrikan Tiongkok dapat memanfaatkan keunggulan biaya mereka di sana. Khususnya di Amerika Latin dan Asia Tenggara, perusahaan Tiongkok seperti BYD dan Great Wall Motors memasuki pasar dengan sangat cepat dan dapat dengan cepat menjadi pemimpin di bidang kendaraan listrik. Sebaliknya, pasar mobil AS terlindungi dari pabrikan Tiongkok dengan tarif tinggi dan subsidi yang lebih ketat untuk mobil listrik.
Gregor Sebastian adalah analis di Mercator Institute for China Studies (Merics) di Berlin. Miliknya Penelitian berfokus pada kebijakan industri Tiongkok serta investasi langsung dan kemitraan Tiongkok di Eropa.