1. Mengurangi jejak karbon AC
Sistem pendingin udara di Bandara Changi merupakan konsumen energi terbesar, menyumbang 60 persen dari total energi yang digunakan oleh terminal-terminalnya.
Meskipun bandara ini sedang menjalankan inisiatif untuk mengurangi penggunaan AC dan energi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem, panel merekomendasikan agar CAAS bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk lebih meningkatkan efisiensi energi sistem melalui teknologi dan konsep desain hemat energi yang inovatif.
Hal ini termasuk menilai metode atau teknologi pendinginan alternatif yang potensial untuk memandu desain Terminal 5, dan melakukan retrofit pada terminal yang ada untuk mencapai penghematan energi maksimum.
Meski begitu, pihak bandara menyadari bahwa sistem pendingin udara merupakan bagian penting dari layanannya untuk memberikan kenyamanan kepada penumpang. Bandara ini tidak akan sepenuhnya menghilangkan AC, namun sedang menjajaki metode pendinginan yang berbeda dengan menggunakan ruang di terminalnya.
2. Menyebarkan tenaga surya di bandara
Meskipun Bandara Changi telah memasang panel surya di atap terminalnya, panel tersebut mengatakan ada ruang untuk “meningkatkan secara signifikan” penggunaan energi surya jika panel surya juga dapat dipasang di lapangan terbang, termasuk di tepi rumput di sepanjang taxiway. dan dekat landasan pacu.
Panel surya saat ini hanya menyediakan 4 persen dari total konsumsi energi bandara.
Panel tersebut merekomendasikan agar CAAS melakukan studi teknis mengenai kelayakan penempatan panel surya di lapangan terbang, termasuk menilai dampaknya terhadap sinyal radar, operasi penerbangan, hasil energi, kerugian transmisi, dan kelayakan ekonomi.
Misalnya, sifat reflektif dari panel surya dapat mengganggu pandangan pilot saat mendarat, sementara puing-puing yang terlempar dari pesawat yang mendarat dapat merusak panel di dekatnya.
Jika terbukti layak, CAAS akan melibatkan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dan badan industri lainnya mengenai standar dan implementasi.
3. Meningkatkan penggunaan listrik terbarukan
Berdasarkan langkah sebelumnya yang melibatkan tenaga surya, panel tersebut merekomendasikan agar CAAS bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mengamankan impor listrik rendah karbon untuk Bandara Changi dan menetapkan target jangka menengah tahun 2030 dan jangka panjang tahun 2050 untuk penggunaan listrik terbarukan.
Otoritas Pasar Energi telah mengeluarkan permintaan proposal untuk menghadirkan listrik rendah karbon ke Singapura, di tengah target impor listrik sebesar 4 gigawatt (GW) pada tahun 2035 untuk mendekarbonisasi sektor listrik negara tersebut.
Dalam jangka panjang, terdapat potensi bagi sektor penerbangan untuk memanfaatkan inisiatif domestik baru untuk produksi energi terbarukan seperti penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau penggunaan hidrogen.
4. Biarkan semua kendaraan di sisi udara beroperasi dengan energi bersih
Bandara Changi saat ini memiliki armada hingga 3.000 kendaraan sisi udara, termasuk truk derek, truk katering, dan truk bagasi. Bandara ini telah mengalirkan listrik ke sekitar 10 persen dari mereka, sebagian besar adalah kendaraan kecil.
Panel tersebut merekomendasikan agar CAAS bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk memfasilitasi transisi semua kendaraan di udara menuju opsi energi yang lebih ramah lingkungan.
Hal ini dapat dicapai melalui tiga cara: Elektrifikasi armada udara, konversi ke kendaraan bertenaga hidrogen, dan penggunaan biofuel.
Pihak berwenang harus melakukan studi simulasi dan pemodelan, serta uji coba teknologi, untuk lebih memahami skala penerapan, tantangan operasional, kebijakan dan kebutuhan peraturan untuk setiap jalan, kata panel tersebut.
5. Mendirikan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi di Bandara Changi
Bandara Changi telah menerapkan praktik sampah sirkular untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan dan mengonsumsi lebih sedikit sumber daya eksternal.
Selain itu, panel tersebut merekomendasikan jalur dekarbonisasi yang lebih langsung untuk mengurangi konsumsi energi, melalui fasilitas limbah menjadi energi di Bandara Changi.
Fasilitas ini dapat bekerja dengan menyalurkan limbah – termasuk dari kedatangan pesawat – sebagai bahan baku untuk menghasilkan biofuel atau listrik.
CAAS harus bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mempelajari potensi dan kelayakan pembangunan fasilitas tersebut, khususnya apakah terdapat skala ekonomi yang memadai untuk fasilitas tersebut, kata panel tersebut.
Pihak berwenang juga harus melihat siapa yang akan mengoperasikan fasilitas tersebut, jenis aliran limbah yang terlibat dan kemungkinan kerusakan yang dapat timbul.
6. Optimalisasi operasional bandara
Optimalisasi sistem di tingkat bandara dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi emisi karbon secara sistematis, kata panel tersebut.
Bandara Changi dapat memperoleh manfaat dari pengembangan model digital yang mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk mencerminkan operasi bandara sebenarnya. Hal ini kemudian dapat disajikan dalam antarmuka yang berpusat pada manusia untuk prediksi tingkat lanjut, simulasi, dan optimalisasi proses.
Panel merekomendasikan agar CAAS bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk mempelajari kelayakan proses pemodelan kembaran digital di Bandara Changi.
Kajian tersebut harus mencakup perencanaan, desain, dan optimalisasi proses bandara secara menyeluruh untuk mengurangi konsumsi energi dan mengurangi emisi dari pergerakan pesawat dan kendaraan udara.