“Kami sangat prihatin dengan situasi di Laut Cina Timur dan Selatan,” demikian bunyi pernyataan terakhir pada pertemuan para menteri luar negeri keempat negara di Tokyo. Segala tindakan “yang berupaya mengubah status quo melalui kekerasan atau paksaan” akan ditolak, katanya, tanpa menyebut nama Tiongkok.
Tiongkok telah membantah tuduhan tersebut. Negara ini dituduh secara keliru, kata kementerian luar negeri. Kelompok konferensi tersebut menuduh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok memicu ketegangan, menghasut konfrontasi, dan menghambat pembangunan negara lain.
Aliansi Keamanan Maritim
Empat negara bagian yang tergabung dalam kelompok Quad, Amerika Serikat, India, Australia, dan Jepang, berkomitmen untuk memperkuat keamanan maritim di kawasan. Amerika Serikat dan Jepang telah menggambarkan Tiongkok sebagai tantangan strategis terbesar bagi kawasan pada konferensi bilateral pada hari Minggu. Setelah pembicaraan mereka di Tokyo, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan melakukan perjalanan ke Filipina untuk mengadakan pembicaraan keamanan di sana.
Perselisihan antara Tiongkok dan beberapa negara yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan mengenai klaim kedaulatan di wilayah laut tersebut telah memuncak selama berbulan-bulan. Ketegangan meningkat antara Tiongkok dan Filipina menyusul serangkaian insiden. Hal ini menyangkut Kepulauan Spratly, yang terletak di salah satu rute pelayaran terpenting di dunia dan diduga merupakan lokasi cadangan minyak dan gas.
Perlindungan untuk rantai pasokan dan infrastruktur penting
Di Tokyo, keempat menteri luar negeri mengumumkan bahwa mereka akan mendukung mitra mereka melalui data satelit, pelatihan, dan bantuan lainnya. Para menteri juga ingin memperkuat kerja sama di bidang keamanan siber untuk melindungi rantai pasokan dan infrastruktur penting seperti kabel bawah laut. “Kami menetapkan arah menuju kawasan Indo-Pasifik dan Samudra Hindia yang lebih aman dan terbuka dengan memperkuat keamanan maritim,” kata Menteri Luar Negeri AS Blinken usai pertemuan.
Amerika Serikat pada hari Minggu mengumumkan rencana restrukturisasi besar-besaran komando militernya di Jepang untuk meningkatkan koordinasi dengan pasukan sekutunya. Ini adalah salah satu dari beberapa langkah yang dilakukan kedua negara untuk menanggapi apa yang mereka gambarkan sebagai “situasi keamanan yang terus berkembang”, dan menuduh Tiongkok melakukan perilaku provokatif di Laut Cina Selatan.
hebat/haz (afp, rtr, aap)