SINGAPURA: Total lapangan kerja pada kuartal kedua tahun 2022 meningkat, terutama karena peningkatan tenaga kerja asing, karena Singapura melonggarkan pembatasan perbatasan mulai bulan April, menurut perkiraan Kementerian Tenaga Kerja (MOM) pada hari Jumat (29 Juli).
MA mengatakan bahwa Nypenduduk bijih mendapatkan pekerjaan, sementara non-penduduk mendapatkan kembali pekerjaan kuat dari bulan April hingga Juni.
Tingkat pengangguran masih berada pada tingkat sebelum terjadinya COVID, dan jumlah PHK juga tetap rendah.
Total lapangan kerja, tidak termasuk pekerja migran, meningkat sebesar 64.400 atau 1,9 persen pada kuartal kedua. Angka ini lebih cepat dibandingkan triwulan sebelumnya (42.000 atau 1,2 persen).
Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh penggunaan tenaga kerja asing di sektor konstruksi dan manufaktur.
“Dengan pelonggaran kontrol perbatasan yang signifikan sejak April tahun ini, pemberi kerja di sektor-sektor tersebut telah merekrut pekerja untuk mengisi posisi dan memenuhi permintaan yang meningkat,” kata MOM dalam rilisnya pada hari Jumat.
Pada saat yang sama, lebih banyak penduduk yang mendapatkan pekerjaan, terutama di sektor-sektor seperti informasi dan komunikasi, jasa profesional dan jasa keuangan, menurut data awal.
PENANGGURAN RENDAH
Tingkat pengangguran cenderung menurun sejak mencapai puncaknya pada bulan Oktober 2020, dan tetap stabil setelah mencapai tingkat sebelum COVID pada bulan Februari.
Pada Juni 2022, tingkat pengangguran secara keseluruhan sebesar 2,1 persen. Angkanya 2,9 persen untuk warga dan 3,1 persen untuk warga.
Jumlah PHK masih tetap rendah, yaitu 1.000 pada kuartal kedua tahun ini.
Seperti yang terjadi pada beberapa kuartal terakhir, reorganisasi atau restrukturisasi bisnis masih menjadi alasan utama terjadinya PHK, kata MOM.
Kementerian mengatakan pihaknya memperkirakan lapangan kerja non-penduduk akan terus tumbuh dengan “kecepatan yang kuat” seiring dengan tingkat pertumbuhan sebelum adanya COVID-19. Berdasarkan perkiraan terbaru, angka tersebut masih sekitar 10 persen di bawah level tahun 2019.
“Pekerjaan penduduk, diperkirakan sekitar 4 persen di atas tingkat tahun 2019, kemungkinan akan mengalami pertumbuhan yang lemah mengingat rendahnya tingkat pengangguran penduduk,” kata kementerian tersebut.
MOM juga memperingatkan bahwa hambatan global, termasuk tekanan inflasi yang kuat, konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, dan kebangkitan pandemi COVID-19 di negara-negara besar seperti Tiongkok, dapat mengurangi permintaan.
Laporan Pasar Tenaga Kerja 2Q 2022, yang akan dirilis pada pertengahan September, akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai situasi ketenagakerjaan di Singapura.