Setelah empat tahun menjabat, Presiden El Salvador Nayib Bukele kini mengumumkan tindakan tegas melawan korupsi. Kepala negara yang konservatif mengumumkan dalam pidatonya di parlemen di San Salvador bahwa sebuah penjara harus dibangun khusus untuk mereka yang dihukum karena kejahatan tersebut. Lebih lanjut dia menjelaskan, penyitaan aset mantan presiden Alfredo Cristiani (1989-1994) sudah dimulai. Mantan presiden El Salvador itu dituduh melakukan penggelapan dana publik dan pengayaan selama ia berkuasa. Asetnya sebesar 10,6 juta dolar AS (hampir 10 juta euro) akan disita, seperti yang diumumkan oleh kantor kejaksaan umum. Menurut pemberitaan media, Cristiani yang berusia 75 tahun telah tinggal di luar negeri sejak tahun 2021.
Bukele juga mengumumkan akan mengurangi jumlah kursi parlemen dan walikota. Dalam beberapa tahun terakhir, presiden berusia 41 tahun ini melancarkan kampanye kejam melawan geng kriminal yang telah meneror penduduk negara Amerika Tengah tersebut selama beberapa dekade. Itu sebabnya dia mengumumkan keadaan darurat di El Salvador lebih dari setahun lalu. Tindakan keras presiden ini mendapat dukungan besar dari masyarakat, meskipun ia semakin mengubah struktur demokrasi menjadi rezim otoriter.
PBB prihatin
Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengecam perpanjangan keadaan darurat yang berulang kali dianggap sangat mengkhawatirkan. Sejak keadaan darurat diberlakukan pada Maret 2022, setidaknya 68.000 orang telah ditahan, kata juru bicara Komisaris Tinggi Marta Hurtado di Jenewa.
Pada saat yang sama, setidaknya 153 narapidana tewas di penjara, hampir setengahnya meninggal karena kekerasan. Hurtado merujuk pada laporan yang baru-baru ini diterbitkan oleh organisasi non-pemerintah Cristosal.
Juru bicara PBB memperingatkan bahwa pemerintah tidak boleh melakukan perlawanan terhadap kelompok kriminal dengan mengorbankan hak asasi manusia dan supremasi hukum. Dia mengimbau kepemimpinan politik di bawah Bukele untuk mencabut keadaan darurat dan menyelidiki kematian di penjara.
Hurtado juga mengeluhkan aktivis hak asasi manusia dan jurnalis juga berulang kali diserang di El Salvador.
se/mak (dpa, epd, rtr)