Terduga dalang serangan 11 September, Khalid Sheikh Mohammed, telah menyetujui kesepakatan hukuman, menurut Departemen Pertahanan AS. Dua kaki tangan lainnya, Walid bin Attash dan Mustafa al-Hawsawi, juga menandatangani perjanjian praperadilan tersebut. Rincian pastinya belum dirilis. Prosedur selanjutnya pada awalnya masih belum jelas.
Menurut laporan di The New York Times, ketiga pria tersebut setuju untuk mengaku bersalah atas konspirasi dan menerima hukuman penjara seumur hidup alih-alih diadili di mana mereka dapat menghadapi hukuman mati. Jaksa menguraikan usulan tersebut dalam suratnya tahun lalu. Namun hal ini telah memecah belah keluarga korban, beberapa di antaranya masih menuntut hukuman maksimal.
Sebagian besar argumen hukum berkisar pada apakah mereka dapat dihukum secara adil setelah menjadi sasaran penyiksaan CIA pada tahun-tahun setelah 9/11. Masalah sensitif ini dapat dihindari dengan adanya perjanjian. Perjanjian-perjanjian tersebut membawa pergerakan pada kasus-kasus yang panjang.
9/11 mengejutkan Amerika
Pada tanggal 11 September 2001, sekitar 3.000 orang tewas dalam serangan teroris terburuk hingga saat ini di Amerika Serikat. Teroris Islam telah menerbangkan tiga pesawat penumpang yang dibajak ke World Trade Center di New York dan Pentagon dekat Washington. Pesawat keempat jatuh di negara bagian Pennsylvania. Serangan-serangan tersebut sangat mengguncang Amerika Serikat dan mengirim kekuatan dunia tersebut ke dalam “perang melawan teror” yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Mohammed ditangkap di Pakistan pada Maret 2003. Dia ditahan di penjara rahasia CIA selama tiga tahun sebelum dikirim ke Guantanamo pada tahun 2006. Menurut pernyataannya sendiri, dia merencanakan serangan 11 September “dari A sampai Z”.
Jurnalis Amerika dipenggal dengan “tangan kanan yang diberkati”.
Dia juga mengatakan bahwa dia memenggal kepala jurnalis Amerika Daniel Pearl pada tahun 2002 dengan “tangan kanannya yang diberkati”. Pearl, yang saat itu menjabat sebagai kepala biro Asia Selatan di Wall Street Journal berusia 38 tahun, diculik pada awal tahun 2002 ketika sedang meneliti kelompok Islam radikal di Pakistan dan kemudian dibunuh secara brutal.
Bin Attash dikatakan telah melatih dua pembajak 9/11. Setelah invasi AS ke Afghanistan pada tahun 2001, dia melarikan diri ke Pakistan, di mana dia ditangkap pada tahun 2003. Dia kemudian ditahan di penjara rahasia CIA.
Hawsawi diduga mengorganisir pendanaan serangan 11 September. Dia ditangkap di Pakistan pada bulan Maret 2003 dan juga ditahan di penjara rahasia sebelum dipindahkan ke Guantanamo pada tahun 2006.
ch/sti (dpa, afp, rtr)