“Kesulitan dan Provokasi”
“Langkah-langkah yang diambil oleh militer Tiongkok sepenuhnya masuk akal, sah, profesional, dan aman,” kata Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
“AS pertama-tama menimbulkan masalah dan provokasi, sedangkan Tiongkok kemudian menanganinya sesuai dengan hukum dan peraturan,” kata Wang pada konferensi pers reguler, Senin, ketika ditanya tentang video yang dirilis Angkatan Laut AS.
Kementerian Pertahanan Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters pada hari Senin.
Pada Sabtu malam, militer Tiongkok menegur AS dan Kanada karena “sengaja memprovokasi risiko” dengan pelayaran gabungan yang jarang terjadi.
Komentator militer Tiongkok Song Zhongping mengatakan kepada Reuters bahwa “intersepsi sia-sia” ini adalah demonstrasi kemampuan dan “keberanian” angkatan laut Tiongkok.
“Semakin intensif provokasi AS, semakin kuat tindakan balasan Tiongkok,” kata Song.
Ini adalah pertemuan kedua dalam beberapa hari terakhir.
Pada tanggal 26 Mei, sebuah jet tempur Tiongkok melakukan manuver “agresif yang tidak perlu” di dekat pesawat militer AS di atas Laut Cina Selatan di wilayah udara internasional, menurut AS.
“Bagi saya, tampaknya Beijing telah menginstruksikan pasukannya untuk merespons dengan lebih tegas terhadap apa yang mereka yakini melanggar batas pasukan AS dan sekutunya,” kata Derek Grossman, analis pertahanan senior di RAND Corporation, sebuah wadah pemikir AS.
“Dengan melakukan hal ini, Tiongkok hanya memperbesar kemungkinan salah perhitungan – yaitu kapal atau pesawat bertabrakan secara tidak sengaja – yang kemudian dapat memicu konflik bersenjata,” tambahnya.
Pada tahun 2001, sebuah pesawat mata-mata Amerika melakukan pendaratan darurat di Pulau Hainan Tiongkok setelah bertabrakan dengan jet tempur Tiongkok, yang pilotnya tewas.
Kementerian Pertahanan Taiwan pada hari Minggu menyebut tindakan Tiongkok terhadap kapal-kapal AS dan Kanada sebagai “provokasi” dan mengatakan bahwa merupakan tanggung jawab bersama negara-negara yang bebas dan demokratis untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di selat tersebut.
“Tindakan apa pun yang meningkatkan ketegangan dan bahaya tidak akan berkontribusi terhadap keamanan regional,” kata pernyataan itu dalam sebuah pernyataan.
Kementerian tersebut meminta Tiongkok untuk menghormati hak kebebasan navigasi.
Tiongkok menganggap Taiwan sebagai wilayahnya sendiri, namun klaim tersebut ditolak keras oleh pemerintah di Taipei.
Beijing telah meningkatkan tekanan militer dan politik untuk memaksa Taiwan menerima kedaulatannya, termasuk seringnya melakukan manuver di dekat pulau itu.