PERTUMBUHAN YANG BERKELANJUTAN
Dilema lain yang dihadapi perkotaan adalah bagaimana mencapai pertumbuhan sekaligus membangun komunitas yang berkelanjutan dan layak huni, kata Teo.
“Meskipun perencanaan yang baik untuk perangkat keras suatu kota, infrastruktur fisiknya, memberikan landasan bagi kota yang lebih berkelanjutan dan layak huni, elemen penting lainnya adalah firmware, proses, peraturan dan regulasi yang menerjemahkan maksud kebijakan menjadi tindakan nyata oleh lembaga, mengubah properti, pemilik, pengembang, dan warga negara,” lanjutnya.
“Salah satu hal penting… adalah memperbaiki kondisi perekonomian. Kita harus secara tepat mencerminkan biaya eksternalitas ketika kita menentukan harga aktivitas dan sumber daya kita. Hal ini akan mendorong konsumen dan dunia usaha untuk mempertimbangkan biaya riil yang ditimbulkan dari penggunaan sumber daya dan sumber daya tersebut. menghindari konsumsi berlebihan atau pemborosan.”
Singapura akan menjadi salah satu negara yang paling mengalami kekurangan air di dunia pada tahun 2040, kata Menteri Senior, mengutip studi yang dilakukan oleh World Resources Institute.
“Air di Singapura diberi harga yang mencerminkan seluruh biaya pasokan dan produksinya, dan kami juga mengenakan pajak konservasi air untuk mencerminkan nilai kelangkaannya,” kata Teo.
Pendekatan penetapan harga ini memungkinkan Singapura berinvestasi dalam reklamasi air untuk keperluan minum, tambahnya.
Energi juga dihargai berdasarkan harga pasar untuk mendorong penggunaan yang efisien, tanpa subsidi, dan dampak negatif emisi gas rumah kaca juga diperhitungkan, kata Teo.
Mengingat Singapura adalah negara Asia Tenggara pertama yang menerapkan pajak karbon pada tahun 2019, ia menambahkan: “Di sisi lain, kami mendukung dan mendorong dunia usaha untuk melakukan efisiensi energi, dan kami mendorong rumah tangga untuk beralih ke peralatan yang lebih hemat energi. dengan mensubsidi biaya awal mereka.
“Kami percaya bahwa dengan kebijakan yang tepat, pemerintah kota dapat menanamkan kelestarian lingkungan secara lebih bermakna dalam jiwa para pelaku bisnis dan penduduknya.”
Transportasi perkotaan yang berkelanjutan merupakan elemen penting untuk lingkungan yang lebih hijau dan layak huni, kata Teo.
Bukan hanya mengganti kendaraan bermesin pembakaran internal dengan kendaraan listrik, tambahnya.
“Hal ini menghilangkan mesin, namun tidak menghilangkan kendaraan dan kemacetan. Solusi sistemik yang lebih mendasar adalah mengurangi kebutuhan mobil untuk keperluan pribadi, melalui perencanaan kota yang terintegrasi dengan baik dan sistem transportasi umum yang lebih komprehensif.”
Inilah sebabnya Singapura berinvestasi besar-besaran pada transportasi umum dan menerapkan kebijakan pertumbuhan nihil (zero-growth policy) pada populasi kendaraan sejak tahun 2018, ujar Teo.
“Membangun ketahanan, baik terhadap pandemi, bencana alam, atau dampak perubahan iklim seperti cuaca yang lebih ekstrem dan kenaikan permukaan air laut, adalah sesuatu yang perlu kita lakukan untuk melindungi kota-kota kita,” tambahnya.