LONDON : Di depan booth DJ yang kosong di sebuah klub malam di London timur, para pengunjung pesta menari mengikuti irama yang dihasilkan AI dalam sebuah rave eksperimental unik yang berupaya menguji apakah suatu aplikasi dapat menandingi getaran rekaman asli dan mixer.
Kecerdasan buatan disebut-sebut sebagai gangguan besar dalam beberapa bulan terakhir. ChatGPT, chatbot berbasis teks yang dikembangkan oleh OpenAI yang dapat menulis prosa, puisi, atau bahkan kode komputer sesuai perintah, telah mendapatkan perhatian luas di Silicon Valley, mendorong investor untuk menggelontorkan dana ke perusahaan rintisan yang berfokus pada AI.
Pada tanggal 17 Februari, AI datang untuk DJ.
“Algorhythm” – disajikan di bar The Glove That Fits – dianggap sebagai salah satu yang pertama oleh promotornya George Pinnegar.
“Jika kita bisa membuat AI membuat musik yang indah dan kita bisa memainkannya untuk satu sama lain, saya pikir mungkin itulah alasannya. Itulah mengapa ini adalah sebuah anugerah,” kata Pinnegar kepada Reuters.
Mubert, aplikasi yang dibuat oleh tim pengembang Ukraina dan Rusia, mendukung irama techno dan drum yang berirama malam itu.
Mubert menggunakan loop dan sampel buatan untuk menghasilkan trek baru. Pengguna dapat menyukai atau tidak menyukai musik generatif aplikasi, dan aplikasi akan menyesuaikannya.
Musisi yang membuat sampel kemudian mendapat potongan saat suaranya digunakan.
Bagi CEO Mubert, Paul Zgordan, kebangkitan AI pasti akan menyebabkan beberapa musisi kehilangan pekerjaan.
“Kami ingin menyelamatkan pekerjaan musisi, tapi dengan cara kami sendiri,” kata Zgordan kepada Reuters melalui tautan video dari ibu kota Armenia, Yerevan.
“Kami ingin memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan uang dengan AI. Kami ingin memberikan (pekerjaan) baru kepada masyarakat,” kata manajer berusia 35 tahun yang juga seorang DJ dan musisi.
KERJA SANGAT BAIK
DJ booth yang biasanya menjadi fokus pesta dibiarkan kosong sebagai eksperimen untuk melihat bagaimana reaksi orang yang bersuka ria terhadap AI DJ.
Beberapa jam menjelang malam, beberapa orang yang bersuka ria memutuskan.
“Ini bisa menjadi lebih kompleks,” kata Rose Cuthbertson, seorang mahasiswa master AI berusia 24 tahun. “Mungkin tidak ada pengetahuan tentang genre elektronik lain yang bisa membuat musiknya lebih menarik. Tapi tetap menyenangkan untuk menari.”
Beristirahat sejenak dari menari, Pietro Capece Galeota semakin memuji.
“Sejauh ini telah melakukan tugasnya dengan cukup baik,” kata pemrogram komputer berusia 26 tahun itu di luar lokasi.
Namun, Zgordan masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan jika Mubert menginginkan fitur serupa dengan ChatGPT.
“Tidak ada ChatGPT untuk musik karena musik lebih kompleks,” ujarnya. “Untuk saat ini, teknologi belum siap.”