JAKARTA: Zainal Ridho, 41, memiliki perusahaan rental mobil di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Sebelumnya, tarif harian Toyota Innova miliknya, termasuk harga bahan bakar Pertalite bersubsidi, adalah 800.000 rupiah (US$54).
Pekan lalu, ia menaikkan harga menjadi Rp900.000 per hari, di tengah keyakinan luas bahwa pemerintah akan segera menaikkan harga bahan bakar bersubsidi.
“Saya harus menjelaskan kepada pelanggan mengapa saya menyesuaikan harga sewa,” ujarnya. Meskipun ia masih memiliki pelanggan setia, beberapa dari mereka mencoba menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik untuk mendapatkan harga yang lebih rendah, katanya.
Selain itu, 20 karyawannya juga meminta kenaikan gaji karena pengeluarannya meningkat.
Akhir pekan lalu, pemerintah mengumumkan akan menaikkan harga bahan bakar bersubsidi sekitar 30 persen di tengah kenaikan harga global.
Harga solar bersubsidi naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800. Bahan bakar bersubsidi sekarang berharga 10.000 rupiah per liter, dibandingkan sebelumnya 7.650 rupiah.
Langkah ini diperlukan untuk memerangi belanja subsidi energi yang menggelembung, kata Presiden Joko Widodo pada Sabtu (3 September) lalu.
Ia mengatakan, anggaran subsidi energi secara nasional naik menjadi 502,4 triliun rupiah, dari anggaran awal tahun lalu sebesar 152,5 triliun rupiah.
Pemerintah mengharapkan hal tersebut bahan bakar kenaikan harga mendorong inflasi hingga sekitar 6,6 persen dari 4,69 persen saat ini.
Selain menaikkan harga solar dan bensin beroktan 90, yang dikenal masyarakat lokal sebagai Pertalite, pemerintah juga menaikkan harga bensin beroktan 92.
Dinamakan Pertamax, harganya naik dari 12.500 rupiah per liter menjadi 14.500 rupiah per liter. Pertamax biasanya digunakan oleh pemilik mobil dengan mesin lebih baru dan lebih besar.
Kenaikan harga BBM mulai berlaku satu jam setelah pengumuman presiden.
Untuk meringankan dampaknya, pemerintah mengatakan akan memberikan bantuan tunai langsung kepada sekitar 20 juta rumah tangga miskin.
“Kami akan mendistribusikan 150.000 rupiah per bulan mulai September selama empat bulan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu,” kata Widodo saat pengumuman di televisi.
Terlepas dari langkah-langkah tersebut, terdapat protes sporadis di beberapa kota di Indonesia pada minggu ini.
Di Jakarta, ribuan orang berunjuk rasa menentang kenaikan harga. Demonstrasi serupa juga terjadi di kota lain seperti Surabaya, Makassar, dan Kendari.
Karena kenaikan bahan bakar, Kementerian Perhubungan pada hari Rabu mengatakan tarif ojek berbasis aplikasi, moda transportasi sehari-hari yang populer, juga akan naik.
Tarif per kilometer akan naik antara 6 persen menjadi 13,3 per, efektif mulai akhir pekan ini.
Sebagai negara dengan pendapatan menengah ke bawah dengan pendapatan nasional bruto per kapita sebesar US$4.140 pada tahun lalu, perekonomian Indonesia bergantung pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Sekitar 98 persen di antaranya adalah usaha mikro yang sensitif terhadap perubahan kecil dalam kebijakan ekonomi.
Meskipun masih terlalu dini untuk melihat dampak penuh dari kenaikan harga bahan bakar, dunia usaha di seluruh Indonesia sudah mempersiapkan diri untuk mengetahui dampaknya dalam jangka panjang.