“Kita harus mempertahankan tatanan internasional berdasarkan aturan di mana pun hal itu ditantang,” kata Menteri Pertahanan Federal pada Dialog Shangri-La di Singapura. Ia menekankan adanya saling ketergantungan antara negara-negara Eropa dan Asia, sehingga perang agresi Rusia di Ukraina juga berdampak pada Asia. Boris Pistorius mengatakan bahwa “serangan tidak masuk akal Rusia terhadap kedaulatan Ukraina” telah menempatkan tatanan dunia yang berdasarkan aturan berada di bawah tekanan besar.
“Berbahaya bagi tatanan dunia”
Pengabaian terhadap hukum internasional ini “berbahaya bagi tatanan dunia secara keseluruhan”. “Jika Rusia menang, pesan kepada kekuatan revisionis di seluruh dunia adalah bahwa agresi dan penggunaan kekuatan militer tanpa alasan dapat diterima dan bisa berhasil,” Menteri Pertahanan Federal memperingatkan.
Di sisi lain, meningkatnya ketegangan atau bahkan konflik bersenjata di kawasan Indo-Pasifik tidak bisa dibiarkan tanpa konsekuensi di Eropa dan Jerman, mengingat semakin pentingnya kawasan tersebut. “Inilah sebabnya Jerman merasa terdorong untuk berkontribusi terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik,” kata Pistorius. Jerman ingin meningkatkan komitmennya dalam hal ini di tahun-tahun mendatang.
“Jangan bekerja melawan satu sama lain”
“Tantangan global yang kita hadapi beragam,” kata Pistorius. “Tak satu pun dari kita bisa sukses sendirian – dan tentu saja kita tidak bisa sukses jika bekerja sama.” Pertukaran dan kerja sama menjadi lebih penting ketika kepentingan dan posisi berbeda dan “perbedaan tersebut mengancam untuk berkembang menjadi konfrontasi yang serius,” tambah Pistorius.
Ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama seorang menteri pertahanan Jerman berpartisipasi dalam pertemuan keamanan Asia-Pasifik. Pada hari Sabtu, Pistorius menggunakan Dialog Shangri-La untuk mengadakan percakapan dengan Menteri Pertahanan Tiongkok, Li Shangfu.
Suara tajam dari Beijing
Pada konferensi tersebut, Li memperingatkan AS untuk tidak ikut campur dalam perselisihan mengenai Taiwan. Pada Dialog Shangri-La, sang jenderal kembali mengancam akan melakukan tindakan militer terhadap republik kepulauan demokratis tersebut. “Jika ada yang berani memisahkan Taiwan dari Tiongkok, militer Tiongkok tidak akan ragu sedetik pun,” kata menteri pertahanan baru. Li menambahkan: “Kami tidak akan takut terhadap musuh mana pun dan pasti akan melindungi kedaulatan nasional dan integritas wilayah kami, apa pun risikonya.”
haz/AR (afp, dpa, rtr)