KUALA LUMPUR: Dewan tertinggi Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) sepakat bahwa parlemen harus segera dibubarkan agar pemilihan umum dapat digelar tahun ini, kata Sekretaris Jenderal partai Ahmad Maslan, Jumat (30 September).
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada malam hari setelah pertemuan dewan tertinggi bulanan partai tersebut, dia mengatakan: “Berdasarkan keputusan ini, perdana menteri akan menyerahkan usulan tanggal pembubaran kepada raja sesuai dengan pasal 40 (1) Konstitusi Federal.”
Keputusan yang diambil dalam rapat tersebut didasarkan pada sikap UMNO yang sejak awal konsisten mengembalikan amanah rakyat kepada mereka, yang sempat tertunda karena pandemi COVID-19 menyusul runtuhnya pemerintahan Pakatan Harapan karena pertikaian politik di antara mereka, Sekretaris Jenderal menambahkan.
Sebelumnya hari ini, Wakil Presiden UMNO Mohamad Hasan menulis di Facebook bahwa lima pemimpin tertinggi partai tersebut mencapai “konsensus” dalam pertemuan mereka. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Insya Allah diskusi dengan lima besar partai siang ini berjalan baik. Kita sepakat jalan terbaik bagi partai untuk maju, tulisnya.
Hal ini terjadi di tengah spekulasi kuat bahwa Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mungkin membubarkan parlemen setelah anggaran tahun 2023 diajukan minggu depan.
Lima pemimpin teratas UMNO adalah presiden partai Ahmad Zahid Hamidi, Bapak Mohamad dan wakil presiden Mohamed Khaled Nordin, Mahdzir Khalid dan Bapak Ismail Sabri.
Ismail Sabri menghadapi tekanan yang semakin besar dari partainya untuk membubarkan parlemen.
Namun, dia belum menentukan batas waktu pelaksanaan pemilu karena ada seruan agar dia menghindari pemilu selama musim banjir akhir tahun mendatang.
Minggu lalu, perdana menteri dilaporkan mengatakan bahwa keputusan apa pun mengenai kapan parlemen akan dibubarkan akan bergantung pada hasil pembicaraan antara lima pemimpin besar UMNO pada hari Jumat.
Departemen meteorologi Malaysia memperingatkan adanya banjir selama musim hujan timur laut, yang biasanya dimulai pada bulan November dan berakhir pada bulan Maret.
Ahmad Zahid, yang menghadapi 47 dakwaan pelanggaran kepercayaan, korupsi dan pencucian uang, telah berusaha sekuat tenaga untuk mengadakan pemilu cepat, seolah-olah untuk mendapatkan mandat baru dari rakyat.
Ia mengatakan UMNO siap “menyeberangi banjir” untuk memastikan Barisan Nasional (BN) menang di GE15.
Presiden UMNO mengkritik oposisi karena menggunakan narasi banjir dan inflasi untuk menentang pemilihan umum dini, dan menyebut narasi banjir sebagai “mitos”.