BRUSSELS: Negara-negara UE pada hari Senin menyesuaikan rancangan peraturan yang bertujuan untuk memberikan tunjangan karyawan kepada pekerja di perusahaan online seperti Uber dan Deliveroo, menjelang negosiasi dengan anggota parlemen UE yang menginginkan peraturan yang lebih komprehensif daripada pemerintah UE dan Komisi Eropa.
Rancangan peraturan yang diumumkan oleh eksekutif UE pada akhir tahun 2021 akan menjadi rancangan peraturan yang pertama di dunia dan merupakan bagian dari serangkaian undang-undang yang dimaksudkan untuk memastikan persaingan yang setara antara bisnis online dan tradisional.
Dalam rancangan versi yang disepakati pada hari Senin, negara-negara UE mengusulkan agar perusahaan dianggap sebagai pemberi kerja jika mereka memenuhi tiga dari tujuh kriteria.
Kriterianya adalah mengawasi kinerja pekerja melalui sarana elektronik, membatasi kemampuan mereka dalam memilih jam kerja, dan membatasi tugas mereka, melarang mereka bekerja pada pihak ketiga, menetapkan batas atas gaji, menetapkan aturan tentang penampilan atau perilaku mereka dan membatasi kemampuan mereka untuk menggunakan subkontraktor atau pengganti.
Eksekutif UE mengatakan aturan tersebut akan mencakup sekitar 4,1 juta dari 28 juta pekerja di perusahaan platform online di 27 negara Uni Eropa.
Parlemen Eropa, yang mengusulkan perubahannya sendiri pada bulan Februari, menginginkan peraturan tersebut memasukkan daftar indikatif kriteria untuk menentukan apakah seorang pekerja adalah seorang pekerja. Kriteria tersebut mencakup apakah pekerja mendapat gaji tetap, jam kerja dan waktu kerja yang ditentukan, dan pengawasan oleh pemberi kerja.
Negara-negara UE mengatakan para pekerja harus diberi informasi tentang penggunaan algoritma yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan di tempat kerja ketika keputusan tersebut berdampak pada mereka, sementara anggota parlemen mengatakan keputusan-keputusan penting tidak boleh dibuat dengan sistem otomatis.
Uber mengkritik usulan dari negara-negara UE dan anggota parlemen.
“Seperti yang telah ditunjukkan oleh banyak negara di Eropa, ada cara yang lebih baik untuk menjunjung tinggi nilai-nilai sosial Eropa tanpa menghilangkan independensi dan fleksibilitas yang diinginkan oleh sebagian besar pekerja platform,” kata Wakil Presiden Uber Anabel Diaz Calderon dalam sebuah pernyataan.
Platform Pengiriman Eropa, yang anggotanya meliputi Bolt, Deliveroo, Delivery Hero, Glovo, Uber, dan Wolt, juga sama kritisnya.
“Meskipun naskah yang disetujui hari ini memberikan lebih banyak kejelasan dibandingkan usulan awal, naskah tersebut masih gagal menarik garis yang cukup jelas antara pekerjaan dan wiraswasta dan tidak berbuat banyak untuk memperbaiki situasi wiraswasta yang sebenarnya,” katanya.
Negara-negara UE, legislator UE, dan Komisi Eropa sekarang akan menyelesaikan rinciannya sebelum rancangan tersebut menjadi undang-undang.