SINGAPURA: Meningkatkan pekerja berupah rendah tidak semudah hanya menetapkan gaji minimum dan Singapura harus berhati-hati terhadap “konsekuensi yang tidak diinginkan” ketika mencari solusi, kata Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong pada Sabtu (24 September).
Berbicara pada lokakarya Aliansi Aksi untuk Pekerja Berupah Rendah, Wong mengatakan bahwa meningkatkan kesejahteraan pekerja berupah rendah merupakan prioritas penting bagi Pemerintah, oleh karena itu pemerintah mengerahkan lebih banyak sumber daya untuk mengangkat pekerja berupah rendah.
Meskipun Singapura ingin melihat pekerja berupah rendah mendapatkan gaji awal yang lebih tinggi, penting juga bagi para pekerja untuk melihat kemajuan karier yang berkelanjutan sepanjang masa kerja mereka.
“Ini berarti tidak hanya gaji awal yang baik, namun kenaikan upah baru harus dikaitkan dengan peningkatan keterampilan,” kata Wong, yang juga menjabat Menteri Keuangan.
“Pada akhirnya, apa yang ingin kami capai adalah kompresi upah di tempat kerja kami, bukan peningkatan kesenjangan upah, namun kompresi upah yang terjadi terutama melalui pencabutan pekerja berupah rendah di Singapura,” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa mencapai tujuan tersebut tidaklah sesederhana kedengarannya, dan ini bukan hanya tentang menetapkan upah minimum.
Dia mengatakan “tidak ada solusi jitu” untuk menyelesaikan masalah ini, dengan mengutip contoh beberapa negara dengan upah minimum tertinggi yang juga memiliki kesenjangan upah yang tinggi dan tingkat pengangguran yang tinggi.
“Dengan goresan pena, Anda dapat memutuskan bahwa ini adalah upah minimum yang baru. Tapi apa konsekuensinya? Apakah perusahaan akan mempekerjakan lebih sedikit pekerja? Apakah Anda akan mempunyai lebih banyak pengangguran?” dia berkata.
“Atau mungkin, dalam beberapa kasus, apa yang dilihat oleh negara-negara lain adalah bahwa sejumlah penerima manfaat dari upah minimum yang lebih tinggi bukanlah keluarga berpenghasilan rendah, namun kaum muda dari keluarga kaya yang keluar dan bekerja pada tingkat upah minimum.
“Jadi ini semua adalah konsekuensi yang tidak diinginkan yang dapat dengan mudah terjadi jika Anda tidak hati-hati dalam memikirkan solusi yang tepat.”
Singapura perlu memikirkan dan bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mencari solusi terbaik guna meningkatkan kesejahteraan pekerja berupah rendah, tambahnya.
Wakil Perdana Menteri mengatakan bahwa Pemerintah bekerja sama dengan pengusaha, pemimpin serikat pekerja dan pekerja dibandingkan melakukan pendekatan dari atas ke bawah.
“Butuh waktu lebih lama agar pendekatan seperti itu bisa berhasil. Sebab, harus membangun konsensus dan harus mengajak orang-orang, jadi butuh waktu lebih lama,” imbuhnya.
“Tetapi menurut saya ini adalah pendekatan yang mengarah pada solusi yang lebih bertahan lama – solusi yang berhasil, bukan karena berita utama politik, namun solusi yang memberikan dampak di lapangan.”