MELBOURNE: Otoritas olahraga terkemuka Australia telah merekomendasikan batasan testosteron bagi atlet transgender yang ingin berkompetisi dalam kompetisi elit wanita sebagai bagian dari pedoman inklusi yang dirilis pada Jumat (16 Juni).
Pedoman tidak wajib yang dikeluarkan oleh Komisi Olahraga Australia (ASC) memungkinkan federasi nasional untuk menentukan bahwa penekanan testosteron diperlukan agar memenuhi syarat untuk berkompetisi dalam kategori putri.
“Pedoman Inklusi Transgender & Keberagaman Gender untuk Olahraga HP (Performa Tinggi)” merekomendasikan agar atlet transgender memiliki kadar testosteron plasma kurang dari 2,5 nanomol per liter selama dua tahun sebelum kompetisi.
Namun, olahraga memiliki fleksibilitas untuk menetapkan ambang batasnya sendiri sesuai dengan kebutuhan fisiologis.
“Olahraga yang tidak bersifat eksplosif, berbasis kekuatan, atau aerobik dapat mempertimbangkan rentang olahraga yang sesuai untuk melampaui pedoman yang direkomendasikan AIS,” demikian isi kerangka tersebut.
Australian Institute of Sport (AIS) adalah cabang olahraga berkinerja tinggi di ASC.
Inklusi transgender dalam kompetisi perempuan telah menjadi salah satu isu paling kontroversial dan memecah belah dalam olahraga.
Sejumlah federasi olahraga global telah melarang perempuan transgender mengikuti kompetisi elit perempuan, termasuk atletik, rugby union, dan liga rugby, dengan alasan keadilan dan keamanan.
Olahraga lain telah menetapkan batas testosteron serupa dengan pedoman baru Australia.
Beberapa ilmuwan mempertanyakan apakah batasan testosteron cukup untuk menjamin persaingan yang sehat, dan mengatakan bahwa atlet perempuan transgender yang telah melewati masa pubertas laki-laki dapat mempertahankan keunggulan fisik bahkan setelah penekanan hormon.
Para pendukung inklusi transgender berargumentasi bahwa proses transisi sangat mengurangi keuntungan, dan bahwa perbedaan fisik di antara para atlet berarti tidak pernah ada persaingan yang setara.
Pedoman Australia ini muncul beberapa bulan setelah federasi bola basket nasional menolak permohonan seorang atlet transgender untuk bermain di liga semi-profesional, sehingga menuai kritik dari kelompok LGBTI.
Persyaratan kelayakan bagi atlet transgender dalam kompetisi elit wanita sangat bervariasi di seluruh cabang olahraga Australia.
Australian Football League, badan pengatur sepak bola Australian Rules, mewajibkan kadar testosteron berada di bawah 5 nanomol per liter selama dua tahun sebelum kompetisi, dengan mempertimbangkan tinggi badan, berat badan, dan faktor lainnya.
Cricket Australia memiliki batasan 10 nanomoles per liter selama satu tahun sebelum kompetisi.