SINGAPURA: Tingkat aktivitas fisik di Singapura menurun selama pandemi COVID-19, namun lebih banyak orang yang bersedia mencari bantuan untuk kesehatan mental, menurut survei terbaru Kementerian Kesehatan (MOH).
Temuan Survei Kesehatan Populasi Nasional 2021 yang dirilis pada Selasa (20 Desember) menelusuri faktor kesehatan dan risiko warga Singapura yang berusia antara 18 dan 74 tahun menggunakan data yang dilaporkan sendiri dari wawancara rumah tangga.
Periode survei ini berlangsung dari Juli 2020 hingga Juni 2021, mencakup pembukaan kembali Fase 2 dan Fase 3 dari “pemutus arus” di negara tersebut, dengan beberapa langkah manajemen yang aman terhadap COVID-19 masih diterapkan.
Data pembanding terbaru berasal dari survei edisi 2019. Survei tahun 2020 ini mencakup tambahan data pemeriksaan kesehatan yang hanya dimasukkan setiap dua tahun sekali.
Survei terbaru menemukan 71,1 persen warga memiliki aktivitas fisik yang cukup, yaitu aktivitas fisik intensitas sedang minimal 150 menit dalam seminggu. Jumlah ini merupakan penurunan yang signifikan dari 80,1 persen pada tahun 2019, kata Kementerian Kesehatan.
Perjalanan pulang pergi merupakan penyumbang terbesar terhadap total aktivitas fisik, yaitu sebesar 47 persen. Sisanya terbagi rata antara aktivitas fisik yang berhubungan dengan pekerjaan, termasuk pekerjaan rumah tangga, dan aktivitas waktu luang seperti olahraga, olah raga, dan rekreasi.
Survei tersebut menemukan bahwa 32,5 persen penduduk rutin berolahraga di waktu senggang pada tahun 2021, turun tipis sebesar 2,7 poin persentase dari tahun 2019.
Pengaturan kerja baru, seperti sistem kerja dari rumah dan sistem kerja hybrid, serta pembatasan COVID-19 pada fasilitas olahraga dan rekreasi serta kebun dan taman mungkin berkontribusi terhadap penurunan aktivitas fisik di semua bidang, kata Kementerian Kesehatan.
Penurunan proporsi penduduk dengan aktivitas fisik cukup terjadi pada sebagian besar kelompok umur.
Orang dewasa muda berusia 18 hingga 29 tahun (76,3 persen) memiliki tingkat aktivitas fisik total yang memadai tertinggi, sedangkan orang dewasa berusia 60 hingga 74 tahun memiliki proporsi terendah, yaitu 65,1 persen.
Dalam siaran persnya, Kementerian Kesehatan menyatakan akan meningkatkan Tantangan Langkah Nasional untuk mendukung inisiatif SG yang Lebih Sehat untuk mendorong gaya hidup yang lebih aktif, tanpa memberikan rincian mengenai perbaikannya.
Kementerian juga mengatakan akan terus meningkatkan aksesibilitas terhadap program olahraga, termasuk memperluas pilihan, menjalankan program secara online, dan memperbanyak olahraga di ruang komunitas.