Peraih Nobel Muhammad Yunus tiba di Bangladesh untuk memimpin pemerintahan sementara menyusul pengunduran diri dan pelarian Perdana Menteri otoriter Sheikh Hasina. Pria berusia 84 tahun, yang datang dari Paris, disambut di bandara di ibu kota Dhaka antara lain oleh panglima militer Waker-Uz-Zaman dan para pemimpin mahasiswa.
Ribuan orang di bandara Dhaka
Saluran televisi swasta di Bangladesh menyiarkan kedatangan tersebut secara langsung. Ribuan orang juga berkumpul di bandara untuk menyambut Yunis. Beberapa jam kemudian, dia dilantik bersama sekelompok penasihat di istana kepresidenan Bangabhaban. Hal ini terlihat dari rekaman di televisi nasional. Penemu kredit mikro berusia 84 tahun ini harus tetap berkuasa sampai ada pemilu baru.
Penunjukannya sebagai kepala pemerintahan sementara diputuskan pada hari Selasa dalam pertemuan antara Presiden Mohammed Shahabuddin, penyelenggara protes selama berminggu-minggu terhadap Hasina dan perwira senior militer.
Yunus menggambarkan keberhasilan para pengunjuk rasa sebagai “kemenangan kedua”, yang tampaknya mengacu pada kemenangan Bangladesh dalam perang kemerdekaan melawan Pakistan tahun 1971. “Manfaat kebebasan ini kini harus bisa dirasakan oleh setiap rumah di Bangladesh,” kata Yunus dalam konferensi pers di bandara. Dia juga memberikan penghormatan kepada lebih dari 300 pengunjuk rasa yang kehilangan nyawa selama protes.
Ratusan orang Hindi ingin melintasi perbatasan dengan India
Setelah Perdana Menteri Hasina meninggalkan Bangladesh, ratusan umat Hindu mencoba melintasi perbatasan ke negara tetangga, India. Menurut Pasukan Perbatasan India (BSF), lebih dari 200 orang berada di sekitar perbatasan di wilayah Benggala Barat. Di distrik Jalpaiguri, lebih dari 600 orang juga berkumpul di area terbuka. Personil BSF berusaha menghentikan orang melintasi perbatasan.
Umat Hindu dipandang sebagai pendukung Hasina di beberapa bagian Bangladesh. Beberapa toko dan rumah milik minoritas Hindu diserang setelah perdana menteri melarikan diri. Dewan Persatuan Antaragama di Bangladesh melaporkan serangan terhadap setidaknya sepuluh kuil Hindu. Seorang petugas kesehatan melaporkan bahwa seorang pria terbunuh di wilayah Bagerhat di selatan negara itu.
Hasina rupanya ingin menghindari pertumpahan darah
Setelah Perdana Menteri terguling Sheikh Hasina melarikan diri, putranya Sajeeb Wazed Joy berbicara tentang motifnya. Sejak ibunya melarikan diri ke negara tetangga India, dia menjadi satu-satunya orang yang berbicara di depan umum atas nama keluarga Hasina dan partainya. Dia mengatakan kepada DW bahwa ibunya mengundurkan diri dan segera meninggalkan negara itu untuk menghindari pertumpahan darah. “Dia mengatakan kepada saya melalui telepon bahwa dia tidak akan membiarkan darah siswanya tertumpah,” kata Joy.
Dia tinggal di negara bagian Virginia, AS, tetapi sering mengunjungi Bangladesh. Ia menambahkan, Hasina tidak ditekan oleh tentara untuk mengundurkan diri. “Tekanan untuk meninggalkan negara ini sebenarnya datang dari kami, dari keluarga dan dari saya, bukan dari orang lain.” Diakui Joy, ada “kesalahan” dalam menangani aksi massa mahasiswa. Ia menambahkan: “Saya juga berpikir protes-protes tersebut dihasut lebih jauh dari yang seharusnya.”
sti/se/kle (afp, dpa, DW, aap)